Yg mau mendalami lagi ilmu MR secara OFFLINE, silahkan yaa...
❤1
Doakan santri kami ya... mau adakan Camp Santri di Cisarua, Puncak, Bogor
❤1
#Testimoni
#GT-POC
#Terumbukarang
#MentoringDMR
✨✨✨✨✨✨✨
Teman sekantor sudah 2 kali vaksin sejak bulan lalu. Saya belum. Kala itu sedang demam dan sejak wfh saya sering sesak nafas dalam setahun ini. Saya berharap hanya alergi. Belum pasti penyebabnya tapi itu bungkus permen yang sudah saya terima.
Pro kontra vaksin bahkan di kalangan medis sendiri membuat saya melakukan garputala. Tujuannya adalah untuk mencari solusi karna saya tidak tahu status kehalalan vaksinnya. Tidak tau vaksinnya bisa bersahabat tidak dengan tubuh saya. Saya pernah disuntik vaksin tertentu malah sesak nafas.
Kali ini dapat ayatnya ada kata "diizinkan". Alhamdulillah.
Hari ini vaksinasi di MUI kota. Saya datang pagi sudah janjian dengan kawan. Ia yang bawa berkas syaratnya. Berkas harus berupa cap basah dari instansi saya.
Ternyata beliau masih di tol. Konon ada laka lantas. Saya menunggunya setengah jam. Katanya gak ada pergerakan kendaraan. Benar saja hampir 4 jam teman saya masih belum keluar dari tol. Ia merasa bersalah karena jadi menghambat yang lain.
Untungnya pagi tadi saya langsung ambil sikap tenang. Saya baca buku rahasia Magnet rezeki. Saya bawa-bawa terus biar bisa dibaca ulang kapan saja. Sambil terus memikirkan keajaiban.
Lalu setelah tenang saya berbuat kebaikan kecil yang saya bisa. Kebetulan di samping saya ada seorang ibu telpon ke anaknya di rumah. Ia cerita sedang kehausan tapi minumnya ketinggalan di mobil. Kalau ngambil kejauhan nanti kehilangan antrean. Di tas saya ada air, pemberian teman. Masih utuh jadi saya berikan. Saya bantu orang mengisi blanko karena banyak orang kebingungan gimana ngisinya.
Tiba-tiba saja saya dibantu petugasnya. Diberikan cap basah dan diakui sebagai pegawai kementerian agama. Padahal saya tidak membawa bukti dari satuan kerja saya karna semua dibawa kawan yang masih di tol. Alhamdulillah semua prosesnya berlangsung cepat dan lancar tanpa antrean. Padahal di barisan lain ratusan antrean panjang.
Saya tidak tau jalan pulang. Jalanan juga penuh. Tapi saya dibantu arah oleh pedagang jalanan dan bisa lewat dengan lancar. Jika biasanya 1 jam, jika jalan penuh bisa berjam-jam. Ini hanya kurang dari 30 menit.
Mampir beli mie ayam dua bungkus. Eh pas bayar sama abangnya dikasih bonus diskonan. Tiba di rumah buka hp, ada pesanan dagangan minta diantar grab. Alhamdulillah. Duduk diam rezeki datang.
Masih belajar praktik ilmu MR. Semoga Istiqomah dan bisa menjadiian kita lebih dekat dengan Allah.
✨✨✨✨✨✨✨
#GT-POC
#Terumbukarang
#MentoringDMR
✨✨✨✨✨✨✨
Teman sekantor sudah 2 kali vaksin sejak bulan lalu. Saya belum. Kala itu sedang demam dan sejak wfh saya sering sesak nafas dalam setahun ini. Saya berharap hanya alergi. Belum pasti penyebabnya tapi itu bungkus permen yang sudah saya terima.
Pro kontra vaksin bahkan di kalangan medis sendiri membuat saya melakukan garputala. Tujuannya adalah untuk mencari solusi karna saya tidak tahu status kehalalan vaksinnya. Tidak tau vaksinnya bisa bersahabat tidak dengan tubuh saya. Saya pernah disuntik vaksin tertentu malah sesak nafas.
Kali ini dapat ayatnya ada kata "diizinkan". Alhamdulillah.
Hari ini vaksinasi di MUI kota. Saya datang pagi sudah janjian dengan kawan. Ia yang bawa berkas syaratnya. Berkas harus berupa cap basah dari instansi saya.
Ternyata beliau masih di tol. Konon ada laka lantas. Saya menunggunya setengah jam. Katanya gak ada pergerakan kendaraan. Benar saja hampir 4 jam teman saya masih belum keluar dari tol. Ia merasa bersalah karena jadi menghambat yang lain.
Untungnya pagi tadi saya langsung ambil sikap tenang. Saya baca buku rahasia Magnet rezeki. Saya bawa-bawa terus biar bisa dibaca ulang kapan saja. Sambil terus memikirkan keajaiban.
Lalu setelah tenang saya berbuat kebaikan kecil yang saya bisa. Kebetulan di samping saya ada seorang ibu telpon ke anaknya di rumah. Ia cerita sedang kehausan tapi minumnya ketinggalan di mobil. Kalau ngambil kejauhan nanti kehilangan antrean. Di tas saya ada air, pemberian teman. Masih utuh jadi saya berikan. Saya bantu orang mengisi blanko karena banyak orang kebingungan gimana ngisinya.
Tiba-tiba saja saya dibantu petugasnya. Diberikan cap basah dan diakui sebagai pegawai kementerian agama. Padahal saya tidak membawa bukti dari satuan kerja saya karna semua dibawa kawan yang masih di tol. Alhamdulillah semua prosesnya berlangsung cepat dan lancar tanpa antrean. Padahal di barisan lain ratusan antrean panjang.
Saya tidak tau jalan pulang. Jalanan juga penuh. Tapi saya dibantu arah oleh pedagang jalanan dan bisa lewat dengan lancar. Jika biasanya 1 jam, jika jalan penuh bisa berjam-jam. Ini hanya kurang dari 30 menit.
Mampir beli mie ayam dua bungkus. Eh pas bayar sama abangnya dikasih bonus diskonan. Tiba di rumah buka hp, ada pesanan dagangan minta diantar grab. Alhamdulillah. Duduk diam rezeki datang.
Masih belajar praktik ilmu MR. Semoga Istiqomah dan bisa menjadiian kita lebih dekat dengan Allah.
✨✨✨✨✨✨✨
❤1
Emaskan Impian-mu
Raih Cita dan Cinta-mu
Dinarkan Mahar-mu
Bahagiakan Pasangan-mu.
Raih Cita dan Cinta-mu
Dinarkan Mahar-mu
Bahagiakan Pasangan-mu.
❤1
Satu lagi... kita doakan kebaikan ya bagi mereka yg membuat sprt ini. Agar bisa menemui jalan taubat.
Jelas ini BUKAN PROGRAM kami. Ini masuk dalam kesyirikan yang diharamkan Allah.
Doakan kami juga, agar bisa lebih ikhlas dan dijaga Allah. Aamiin.
Jelas ini BUKAN PROGRAM kami. Ini masuk dalam kesyirikan yang diharamkan Allah.
Doakan kami juga, agar bisa lebih ikhlas dan dijaga Allah. Aamiin.
❤1
DUNIA BERGESER KE DESA
Covid19 mengajarkan banyak hal. Salah satu yg dominan adalah: kesadaran akan pentingnya keberadaan desa.
Sebelum covid, arah pergerakan manusia adalah dari desa ke kota. Yang diistilahkan “Urbanisasi”. Arah itu menjadi wajar, karena Kota dgn segala gemerlapnya menyediakan segalanya. Mulai dari lapangan kerja, hingga penghidupan yang mudah dan mapan.
Tapi itu dulu. Covid, mengubahnya.
Lihatlah mal-mal di kota. Tidak terlalu ramai lagi seperti waktu dulu. Seringnya malah buka-tutup. Malah sebaliknya, rekreasi bernuansa alam menjadi alternatif.
Saya sekeluarga kini sudah tidak sering lagi ke mal. Bisa terhitung dgn jari selama satu tahun. Malahan kami menemukan keindahan baru, rekreasi di cafe2 bernuansa alam. Pemandangan gunung yg indah dan hijau, alam yg segar bebas AC, dan menghindari kerumunan.
Sampai2 saya berfikir kenapa dulu kami lebih senang ke mal ya... padahal ada mutiara indah di alam bebas. Harga2 makanannya pun lebih murah daripada resto di mal.
Ke mal, selain rekreasi juga sudah tidak diperlukan lagi. Kebanyakan barang sudah bisa dibeli secara online. Peralatan2 elektronik seperti kamera, lensa, lighting, audio, lampu2, hape dan asesorisnya, bahkan termasuk laptop premium, saya beli semuanya secara online.
“Pakeeeet...” adalah suara indah yg ditunggu2 oleh anggota keluarga kami di rumah yg masing2 sudah tahu sendiri cara beli dan bayarnya.
Tinggal sedikit sekali barang2 keperluan kami yang harus dibeli secara fisik.
Faktanya, mal memang di masa sunset. Sudah banyak berita toko2 besar bahkan raksasa tutup.
Akhirnya, desa dan panoramanya makin menjadi daya tarik masa depan. Udara bersihnya, terbebas dari kerumunannya, keindahannya.
Tinggal pertanyaannya, bagaimana bisa hidup di desa? Bagaimana mencari nafkahnya?
Ini jawaban sangat mudah. Karena dgn teknologi saat ini, mencari nafkah bisa di mana saja. Covid mendidik kita untuk tidak pergi ke kantor, sambil terus dapat nafkah. Belajar pun begitu, kita diajar untuk bisa menyerap ilmu secara online.
Apalagi Wifi sudah di mana-mana. Faktor ini suangat penting. Kebutuhan wifi atau sinyal sudah menjadi primer. Kerennya, sinyal itu sudah sampai ke gunung2.
Harga tanah di Desa juga masih murah. Setidaknya saat ini. Karena ke depan, seiring orang mau tinggal di desa, harganya tentu akan naik. Tapi, tentunya masih lebih bersahabat dibandingkan di kota yang mulai tidak masuk akal bagi kaum milenial.
Akses jalan, juga makin mudah. Seiring terhubungnya jalan tol di mana-mana.
Bagi kaum idealis, tinggal di Desa kini adalah pilihan nomor 1, asalkan semua syarat2 penghidupan terpenuhi yang seiring waktu makin banyak ceklisnya.
Apalagi, desanya dikonsep menjadi desa wisata. Makin keren lagi. Tempatnya sedari awal didesain dgn arsitektural terbaik dan perencanaan yang matang.
Syukur kalau bisa seperti desa2 wisata di swis, prancis, belanda, norwey yang semuanya makin sering muncul di beranda Yutub saya.
Itulah yang jadi pertimbangan kami dan teman2 membangun DESA WISATA MAGNET REZEKI, yang memiliki slogan: “Mengolah Anugerah, Menjadi Berkah”
Itu juga yang menjadi alasan ketua MPR dalam berita Republika Online tgl 31/3/2021 menyebut “Masa Depan Indonesia ada pada Desa dan Bertani”
So, Mulai masuk akal kan?
Sudah siap bergabung kan?
Sahabatmu,
Nasrullah
Covid19 mengajarkan banyak hal. Salah satu yg dominan adalah: kesadaran akan pentingnya keberadaan desa.
Sebelum covid, arah pergerakan manusia adalah dari desa ke kota. Yang diistilahkan “Urbanisasi”. Arah itu menjadi wajar, karena Kota dgn segala gemerlapnya menyediakan segalanya. Mulai dari lapangan kerja, hingga penghidupan yang mudah dan mapan.
Tapi itu dulu. Covid, mengubahnya.
Lihatlah mal-mal di kota. Tidak terlalu ramai lagi seperti waktu dulu. Seringnya malah buka-tutup. Malah sebaliknya, rekreasi bernuansa alam menjadi alternatif.
Saya sekeluarga kini sudah tidak sering lagi ke mal. Bisa terhitung dgn jari selama satu tahun. Malahan kami menemukan keindahan baru, rekreasi di cafe2 bernuansa alam. Pemandangan gunung yg indah dan hijau, alam yg segar bebas AC, dan menghindari kerumunan.
Sampai2 saya berfikir kenapa dulu kami lebih senang ke mal ya... padahal ada mutiara indah di alam bebas. Harga2 makanannya pun lebih murah daripada resto di mal.
Ke mal, selain rekreasi juga sudah tidak diperlukan lagi. Kebanyakan barang sudah bisa dibeli secara online. Peralatan2 elektronik seperti kamera, lensa, lighting, audio, lampu2, hape dan asesorisnya, bahkan termasuk laptop premium, saya beli semuanya secara online.
“Pakeeeet...” adalah suara indah yg ditunggu2 oleh anggota keluarga kami di rumah yg masing2 sudah tahu sendiri cara beli dan bayarnya.
Tinggal sedikit sekali barang2 keperluan kami yang harus dibeli secara fisik.
Faktanya, mal memang di masa sunset. Sudah banyak berita toko2 besar bahkan raksasa tutup.
Akhirnya, desa dan panoramanya makin menjadi daya tarik masa depan. Udara bersihnya, terbebas dari kerumunannya, keindahannya.
Tinggal pertanyaannya, bagaimana bisa hidup di desa? Bagaimana mencari nafkahnya?
Ini jawaban sangat mudah. Karena dgn teknologi saat ini, mencari nafkah bisa di mana saja. Covid mendidik kita untuk tidak pergi ke kantor, sambil terus dapat nafkah. Belajar pun begitu, kita diajar untuk bisa menyerap ilmu secara online.
Apalagi Wifi sudah di mana-mana. Faktor ini suangat penting. Kebutuhan wifi atau sinyal sudah menjadi primer. Kerennya, sinyal itu sudah sampai ke gunung2.
Harga tanah di Desa juga masih murah. Setidaknya saat ini. Karena ke depan, seiring orang mau tinggal di desa, harganya tentu akan naik. Tapi, tentunya masih lebih bersahabat dibandingkan di kota yang mulai tidak masuk akal bagi kaum milenial.
Akses jalan, juga makin mudah. Seiring terhubungnya jalan tol di mana-mana.
Bagi kaum idealis, tinggal di Desa kini adalah pilihan nomor 1, asalkan semua syarat2 penghidupan terpenuhi yang seiring waktu makin banyak ceklisnya.
Apalagi, desanya dikonsep menjadi desa wisata. Makin keren lagi. Tempatnya sedari awal didesain dgn arsitektural terbaik dan perencanaan yang matang.
Syukur kalau bisa seperti desa2 wisata di swis, prancis, belanda, norwey yang semuanya makin sering muncul di beranda Yutub saya.
Itulah yang jadi pertimbangan kami dan teman2 membangun DESA WISATA MAGNET REZEKI, yang memiliki slogan: “Mengolah Anugerah, Menjadi Berkah”
Itu juga yang menjadi alasan ketua MPR dalam berita Republika Online tgl 31/3/2021 menyebut “Masa Depan Indonesia ada pada Desa dan Bertani”
So, Mulai masuk akal kan?
Sudah siap bergabung kan?
Sahabatmu,
Nasrullah
❤1👍1
Yg mau ikut survey Desa Wisata MR silahkan hubungi WR atau SBMR yg Anda kenal ya..
Sengaja sy ga posting link pendaftaran di sini, krn udah banyak juga yg mau hadir, harus sy batas-batasi kaitan dgn protokol kesehatan. Gpp yaa...
Smg Allah jadikan kehadiran kita menjadi pahala yg indah. Aamiin.
Sengaja sy ga posting link pendaftaran di sini, krn udah banyak juga yg mau hadir, harus sy batas-batasi kaitan dgn protokol kesehatan. Gpp yaa...
Smg Allah jadikan kehadiran kita menjadi pahala yg indah. Aamiin.
❤1
DinarKR ada di NewYork. Seorang pecinta membawanya ke sana.
❤1