CAMP
- Bogor 24-26 Januari 2018
www.rahasiamagnetrezeki.com/mr-camp
TRAINING
- Semarang 28 Januari 2018
www.rahasiamagnetrezeki.com/training-januari-2018
- Bogor 24-26 Januari 2018
www.rahasiamagnetrezeki.com/mr-camp
TRAINING
- Semarang 28 Januari 2018
www.rahasiamagnetrezeki.com/training-januari-2018
❤1
👆👆👆 Kenangan di acara Jombang kemarin... Alhamdulillah kami menyempatkan ziarah ke makam Gus Dur dan hadratus syaikh Mbah Hasyim Asy’ari
❤1
#Testimoni
#Buku
Saya dr jombang...saya belum selesai baca buku saya kasihkan ke ibu saya yang ada di surabaya..harapan saya ibu juga akan ada keajaiban dlm menghadapi bungkus permen
Akhir tahun 2017 ibu saya mendapatkan bungkus permen adik saya perempuan yg usianya di bawah umur tidak pulang. Kami sudah mencari, sempat ketemu tapi dia lari lagi...
Awal tahun baru buku sy kasihkan ibu... lalu ibu mempraktekan semua yg ada di buku dan akhirnya ketika semua tantangan ibu serahkan kepada Allah dgn berharap ada orang baik yg akan mengantarkan adik sy pulang kerumah..
dan ternyata benar selang 1 hari adik saya diantar orang. dimana selama 1 bulan pergi dari rumah karena pengaruh teman yg kurang baik(anak punk)..
Alhamdulillah... Ilmu magnet rezeki luar biasa. Semoga ustadz Nass dan tim nya termasuk pak Dika semoga selalu dimuliakan Allah.
Mendapatkan syurga dunia akherat nya Allah.. آمينَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
#Buku
Saya dr jombang...saya belum selesai baca buku saya kasihkan ke ibu saya yang ada di surabaya..harapan saya ibu juga akan ada keajaiban dlm menghadapi bungkus permen
Akhir tahun 2017 ibu saya mendapatkan bungkus permen adik saya perempuan yg usianya di bawah umur tidak pulang. Kami sudah mencari, sempat ketemu tapi dia lari lagi...
Awal tahun baru buku sy kasihkan ibu... lalu ibu mempraktekan semua yg ada di buku dan akhirnya ketika semua tantangan ibu serahkan kepada Allah dgn berharap ada orang baik yg akan mengantarkan adik sy pulang kerumah..
dan ternyata benar selang 1 hari adik saya diantar orang. dimana selama 1 bulan pergi dari rumah karena pengaruh teman yg kurang baik(anak punk)..
Alhamdulillah... Ilmu magnet rezeki luar biasa. Semoga ustadz Nass dan tim nya termasuk pak Dika semoga selalu dimuliakan Allah.
Mendapatkan syurga dunia akherat nya Allah.. آمينَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
❤2
ISTRI DAN KEBAHAGIAANNYA
Seorang suami (sebut saja namanya Budi) bertanya ke saya, “Pak Nas, kenapa ya hutang saya ga lunas lunas?”
Menghadapi pertanyaan sprt ini, biasanya saya jawab dengan mengajaknya menggunakan ilmu “law of projection”, “disiplin kata” atau “garpu tala”. Tapi kali ini saya ingin gunakan jurus berbeda.
Saya tanya balik ke dia “Istri ente bahagia ga sama ente?”
Ditanya pertanyaan berbeda, dia merespon dengan membenarkan pertanyaannya. “Gini pak Nas, ana tanya tentang hutang. Kenapa ya hutang ana ga lunas lunas?”
Sekali lagi saya tanya balik ke dia “iya... ana tanya ente dulu... istri ente bahagia ga sama ente?”
Lama dia terdiam. Lalu dia jawab “kayaknya ga pak nas”
Lalu saya bilang, “ ya sudah... itu jawabannya... ente ga bakal bisa melunasi “hutang” ente kalau istri ente ga bahagia”
“Lho emang ada hubungannya pak Nas?” tanya dia.
“Ya pasti” jawab saya. Lalu saya jelaskan ilmu terumbu karang.
*****
“Di mana Allah titip rezeki untuk manusia?” Ini adalah pertanyaan sederhana, namun banyak manusia tidak tahu jawabannya.
Sementara semua hewan tahu di mana letak rezekinya. Jerapah jika ditanya pasti menjawab di pucuk pohon. Monyet akan menjawab di pohon pisang. Ikan akan menjawab, rezekinya dititip di terumbu karang.
Uniknya, jawaban manusia berbeda-beda. Tidak seragam seperti jawaban hewan. Ada yang menjawab di kantor, di proyek, di bendahara, di mana-mana dan jawaban lain yang menunjukkan sebenarnya kita tidak tahu di mana letak rezeki kita.
Dengan kajian panjang, saya menyimpulkan bahwa rezeki Allah dititip di “Kemuliaan dan Kebahagiaan Orang Lain”.
Rezeki yang kita dapatkan sebenarnya bukan karena keahlian kita, bukan juga karena jam kerja yang kita curahkan. Tapi lebih karena kita pernah memuliakan dan membahagiakan orang lain. Lalu Allah berikan reward berupa rezeki yang tercurah akibat proses itu.
Jika jerapah menjaga pucuk pohonnya, monyet menjaga pohon pisangnya, maka ikan pun menjaga terumbu karangnya agar dapatkan rezeki.
Uniknya, manusia dengan mudah menyakiti perasaan manusia lain. Kenapa? Karena tidak tahu konsep “menjaga terumbu karang” ini. Begitulah yang terjadi pada Pak Budi. Dia fokus mencari nafkah di tempat kerja, tapi istri sendiri tidak dia bahagiakan.
*****
Pak Budi menghela nafas. “Terus, apa yang harus saya lakukan pak Nas?”
“Ya sederhana sebenarnya, buat saja istri mulia dan bahagia, karena di sana letak rezeki bapak” jawab saya.
“Kita terlalu sibuk bekerja dan menjadi robot, lalu menganggap dengan aktivitas kita itulah kita mendapatkan rezeki dan mampu membayar hutang-hutang kita. Padahal kita sebenarnya juga bahagiakan orang-orang yang menjadi sebab rezeki kita.
Pimpinan, anak buah, klien, konsumen, kita jagaaa benar hatinya agar tidak tersinggung. Kenapa? Karena kalau tersinggung sedikit saja, mereka akan menghukum kita dengan berkurangnya bagian rezeki kita.
Pimpinan mungkin akan memecat kita, anak buah tidak akan semangat bekerja, klien dan konsumen akan lari, jika kita buat tersinggung.
Saat tiba di rumah... dengan mudahnya kita menyakiti hati istri kita. Kadang sebagai suami, kita menganggap istri harus membuat suami bahagia. Kita-lah raja dalam rumah tangga dan dengan semena-mena kita menuntut banyak hal pada istri kita. Kita pakai dalil2 agama untuk mengeksploitasi istri kita. Semuanya tentang kita dan ego kita sebagai suami.
Ujung dari itu semua, istri tidak bahagia. Seperti ikan, saat terumbu karangnya sudah musnah, manalah mungkin dia bisa dapatkan makanan. Saat istri -sebagai orang paling dekat dengan kita- tidak bahagia, manalah mungkin kita akan dapatkan rezeki”
Pak Budi menunduk lalu menatap saya dalam-dalam...
“Sebenarnya... ini adalah kontemplasi saya juga pak...” ujar saya.
“Oh, pak Nas pernah mengalami?” Tanya pak Budi.
“Ya... begitulah... dulu saya juga orang yang tidak peduli dengan kebahagiaan istri. Terlalu banyak aib jika saya ceritakan... Tapi, sejak saya dapatkan kesimpulan “menjaga terumbu karang” ini, saya balik semua logika saya dalam mencari rezeki.
Saya sudah tidak peduli lagi dengan usaha saya. Saya tidak peduli d
Seorang suami (sebut saja namanya Budi) bertanya ke saya, “Pak Nas, kenapa ya hutang saya ga lunas lunas?”
Menghadapi pertanyaan sprt ini, biasanya saya jawab dengan mengajaknya menggunakan ilmu “law of projection”, “disiplin kata” atau “garpu tala”. Tapi kali ini saya ingin gunakan jurus berbeda.
Saya tanya balik ke dia “Istri ente bahagia ga sama ente?”
Ditanya pertanyaan berbeda, dia merespon dengan membenarkan pertanyaannya. “Gini pak Nas, ana tanya tentang hutang. Kenapa ya hutang ana ga lunas lunas?”
Sekali lagi saya tanya balik ke dia “iya... ana tanya ente dulu... istri ente bahagia ga sama ente?”
Lama dia terdiam. Lalu dia jawab “kayaknya ga pak nas”
Lalu saya bilang, “ ya sudah... itu jawabannya... ente ga bakal bisa melunasi “hutang” ente kalau istri ente ga bahagia”
“Lho emang ada hubungannya pak Nas?” tanya dia.
“Ya pasti” jawab saya. Lalu saya jelaskan ilmu terumbu karang.
*****
“Di mana Allah titip rezeki untuk manusia?” Ini adalah pertanyaan sederhana, namun banyak manusia tidak tahu jawabannya.
Sementara semua hewan tahu di mana letak rezekinya. Jerapah jika ditanya pasti menjawab di pucuk pohon. Monyet akan menjawab di pohon pisang. Ikan akan menjawab, rezekinya dititip di terumbu karang.
Uniknya, jawaban manusia berbeda-beda. Tidak seragam seperti jawaban hewan. Ada yang menjawab di kantor, di proyek, di bendahara, di mana-mana dan jawaban lain yang menunjukkan sebenarnya kita tidak tahu di mana letak rezeki kita.
Dengan kajian panjang, saya menyimpulkan bahwa rezeki Allah dititip di “Kemuliaan dan Kebahagiaan Orang Lain”.
Rezeki yang kita dapatkan sebenarnya bukan karena keahlian kita, bukan juga karena jam kerja yang kita curahkan. Tapi lebih karena kita pernah memuliakan dan membahagiakan orang lain. Lalu Allah berikan reward berupa rezeki yang tercurah akibat proses itu.
Jika jerapah menjaga pucuk pohonnya, monyet menjaga pohon pisangnya, maka ikan pun menjaga terumbu karangnya agar dapatkan rezeki.
Uniknya, manusia dengan mudah menyakiti perasaan manusia lain. Kenapa? Karena tidak tahu konsep “menjaga terumbu karang” ini. Begitulah yang terjadi pada Pak Budi. Dia fokus mencari nafkah di tempat kerja, tapi istri sendiri tidak dia bahagiakan.
*****
Pak Budi menghela nafas. “Terus, apa yang harus saya lakukan pak Nas?”
“Ya sederhana sebenarnya, buat saja istri mulia dan bahagia, karena di sana letak rezeki bapak” jawab saya.
“Kita terlalu sibuk bekerja dan menjadi robot, lalu menganggap dengan aktivitas kita itulah kita mendapatkan rezeki dan mampu membayar hutang-hutang kita. Padahal kita sebenarnya juga bahagiakan orang-orang yang menjadi sebab rezeki kita.
Pimpinan, anak buah, klien, konsumen, kita jagaaa benar hatinya agar tidak tersinggung. Kenapa? Karena kalau tersinggung sedikit saja, mereka akan menghukum kita dengan berkurangnya bagian rezeki kita.
Pimpinan mungkin akan memecat kita, anak buah tidak akan semangat bekerja, klien dan konsumen akan lari, jika kita buat tersinggung.
Saat tiba di rumah... dengan mudahnya kita menyakiti hati istri kita. Kadang sebagai suami, kita menganggap istri harus membuat suami bahagia. Kita-lah raja dalam rumah tangga dan dengan semena-mena kita menuntut banyak hal pada istri kita. Kita pakai dalil2 agama untuk mengeksploitasi istri kita. Semuanya tentang kita dan ego kita sebagai suami.
Ujung dari itu semua, istri tidak bahagia. Seperti ikan, saat terumbu karangnya sudah musnah, manalah mungkin dia bisa dapatkan makanan. Saat istri -sebagai orang paling dekat dengan kita- tidak bahagia, manalah mungkin kita akan dapatkan rezeki”
Pak Budi menunduk lalu menatap saya dalam-dalam...
“Sebenarnya... ini adalah kontemplasi saya juga pak...” ujar saya.
“Oh, pak Nas pernah mengalami?” Tanya pak Budi.
“Ya... begitulah... dulu saya juga orang yang tidak peduli dengan kebahagiaan istri. Terlalu banyak aib jika saya ceritakan... Tapi, sejak saya dapatkan kesimpulan “menjaga terumbu karang” ini, saya balik semua logika saya dalam mencari rezeki.
Saya sudah tidak peduli lagi dengan usaha saya. Saya tidak peduli d
❤2
engan seberapa banyak nafkah yang saya bisa berikan untuk istri saya. Karena sebenarnya itu hanya dampak dari sikap saya terhadap orang-orang yang paling berharga dalam kehidupan saya. Salah satunya, istri kita.
*****
Suatu saat, ada seorang motivator bisnis dari Amerika. Sesi yang paling saya tunggu adalah pertanyaan tentang rahasia sukses. “Apa rahasia sukses bapak?” Tanya seorang penanya.
Saya sudah menunggu dan menduga jawabannya adalah tentang poin2 manajemen, leadership, kedisipilan atau kerjasama tim.
Jawabannya sungguh tak terduga. Sambil memegang mesra tangan istrinya, sang motivator menjawab “Happy Wife, Happy Life”
Sungguh bukan ini rahasia yang saya nantikan. Tapi dengan fasih, motivator itu menjawab dgn susunan logika yang menggugah perasaan saya, bahwa Kebahagiaan Istri lah yang akan membuat hidup seorang suami bahagia.
Ah... malu saya dengan diri saya sendiri. Banyak orang memanggil saya ustadz, tapi kenapa nilai-nilai ini malah dijiwai oleh motivator bisnis dari negara yang dalam citra saya sudah tidak lagi mensakralkan nilai keluarga.
Setelah itu, berhari-hari saya termenung, kalimat “happy wife, happy life” terngiang2 dalam fikiran dan jiwa saya. Akhirnya dengan mantap, saya membuka hati, mau belajar dan menerapkan semboyan sang motivator untuk meniti kesuksesan saya.
*****
Pak Budi masih di depan saya. Masih mencoba mencerna kalimat-kalimat yang keluar dari lisan saya. Pak Budi memang sedang konsultasi, tapi hakikatnya ini adalah pembicaraan dua lelaki yang saling berkaca.
Memang tidak mudah menurunkan ego kami sebagai suami. Tapi jika itu yang harus dibayar untuk kesuksesan, kenapa tidak? Sudah terlalu jauh kami berjalan memuaskan ego kami sendiri, dan akibatnya kami tak lagi menemukan bahagia.
*****
“Tapi istri saya keras pak Nas, kadang marah-marah ga jelas, apa yang saya lakukan seperti ga bener semua di mata dia. Kalau sudah begitu, saya ya... kebawa marah” ujar pak Budi
“Ya biar saja lah pak, kadang istri kita memang mesti melampiaskan amarahnya. Satu hal yang akhirnya saya fahami... sejak kita menikahi istri kita, dia punya quota marah yang ga habis-habis... kita harus siap memiliki hati yang luas menghadapinya.
Untuk hal ini, saya terinspirasi dari kisah Nabi Muhammad Saw.
Suatu saat, Nabi saw sedang menerima tamu. Sejurus kemudian, ada ketukan pintu dan memberikan semangkuk sup. “Dari mana sup ini?” tanya Nabi yang dijawab dari istri yang lainnya.
Jawaban itu didengar oleh Aisyah ra di dapur yang juga sedang menyiapkan makanan untuk Nabi yang mulia. Tak diduga, Aisyah keluar dan menghalau mangkuk sup itu dan terjatuh mengenai Nabi saw dan tamunya.
Jika kita menjadi Nabi saw, mungkin penyikapan kita akan marah, atau minimal memberikan pengertian kepada Aisyah ra tentang kesalahan perbuatannya.
Tapi, Dialah Nabi saw yang mulia. Dia hanya mengambil kain membasuh sup yang tumpah di baju beliau dan tamunya dan hanya mengatakan kepada tamunya “maafkan ibumu (ummul mu’minin)... dia sedang cemburu”
Penyikapan yang tepat yang lahir dari keinginan menjaga kebahagiaan istri. Ah... semoga kami mampu mencontoh Nabi kami yang mulia.
****
Kehidupan suami istri laksana lautan dalam yang tak pernah habis digali. Satu hal yang pasti, kita harus pertanggung jawabkan ijab-qobul yang sudah terlanjur terucap dan disaksikan oleh Allah.
Lalu kita terikat amat kuat dengan hukum Allah. “Itsnaani yu’ajjiluhumullahu fid dunya, al-baghyu wa huquuqul waalidayn” ada dua dosa yang dipercepat siksanya oleh Allah di dunia : berbuat sewenang2 (Al-baghyu) dan durhaka kepada kedua org tua.
Al-baghyu yang paling besar adalah kepada istri sendiri. Allah mensejajarkan, menyakiti istri sama dengan durhaka kepada orangtua.
Kami berdua menghela nafas... tidak mudah memang menjadi suami, dan kami harus terus belajar. Semoga dengan slogan baru : “Happy Wife, Happy Life”, kami bisa dapatkan kebahagiaan dan kesuksesan kami kembali.
Warning : “Tulisan ini hanya akan cocok jika dibaca oleh suami dan dijalankan olehnya, bukan dipaksa2 sama istri untuk membaca dan melakukannya ☺️. Tulisan ini juga satu paket dengan
*****
Suatu saat, ada seorang motivator bisnis dari Amerika. Sesi yang paling saya tunggu adalah pertanyaan tentang rahasia sukses. “Apa rahasia sukses bapak?” Tanya seorang penanya.
Saya sudah menunggu dan menduga jawabannya adalah tentang poin2 manajemen, leadership, kedisipilan atau kerjasama tim.
Jawabannya sungguh tak terduga. Sambil memegang mesra tangan istrinya, sang motivator menjawab “Happy Wife, Happy Life”
Sungguh bukan ini rahasia yang saya nantikan. Tapi dengan fasih, motivator itu menjawab dgn susunan logika yang menggugah perasaan saya, bahwa Kebahagiaan Istri lah yang akan membuat hidup seorang suami bahagia.
Ah... malu saya dengan diri saya sendiri. Banyak orang memanggil saya ustadz, tapi kenapa nilai-nilai ini malah dijiwai oleh motivator bisnis dari negara yang dalam citra saya sudah tidak lagi mensakralkan nilai keluarga.
Setelah itu, berhari-hari saya termenung, kalimat “happy wife, happy life” terngiang2 dalam fikiran dan jiwa saya. Akhirnya dengan mantap, saya membuka hati, mau belajar dan menerapkan semboyan sang motivator untuk meniti kesuksesan saya.
*****
Pak Budi masih di depan saya. Masih mencoba mencerna kalimat-kalimat yang keluar dari lisan saya. Pak Budi memang sedang konsultasi, tapi hakikatnya ini adalah pembicaraan dua lelaki yang saling berkaca.
Memang tidak mudah menurunkan ego kami sebagai suami. Tapi jika itu yang harus dibayar untuk kesuksesan, kenapa tidak? Sudah terlalu jauh kami berjalan memuaskan ego kami sendiri, dan akibatnya kami tak lagi menemukan bahagia.
*****
“Tapi istri saya keras pak Nas, kadang marah-marah ga jelas, apa yang saya lakukan seperti ga bener semua di mata dia. Kalau sudah begitu, saya ya... kebawa marah” ujar pak Budi
“Ya biar saja lah pak, kadang istri kita memang mesti melampiaskan amarahnya. Satu hal yang akhirnya saya fahami... sejak kita menikahi istri kita, dia punya quota marah yang ga habis-habis... kita harus siap memiliki hati yang luas menghadapinya.
Untuk hal ini, saya terinspirasi dari kisah Nabi Muhammad Saw.
Suatu saat, Nabi saw sedang menerima tamu. Sejurus kemudian, ada ketukan pintu dan memberikan semangkuk sup. “Dari mana sup ini?” tanya Nabi yang dijawab dari istri yang lainnya.
Jawaban itu didengar oleh Aisyah ra di dapur yang juga sedang menyiapkan makanan untuk Nabi yang mulia. Tak diduga, Aisyah keluar dan menghalau mangkuk sup itu dan terjatuh mengenai Nabi saw dan tamunya.
Jika kita menjadi Nabi saw, mungkin penyikapan kita akan marah, atau minimal memberikan pengertian kepada Aisyah ra tentang kesalahan perbuatannya.
Tapi, Dialah Nabi saw yang mulia. Dia hanya mengambil kain membasuh sup yang tumpah di baju beliau dan tamunya dan hanya mengatakan kepada tamunya “maafkan ibumu (ummul mu’minin)... dia sedang cemburu”
Penyikapan yang tepat yang lahir dari keinginan menjaga kebahagiaan istri. Ah... semoga kami mampu mencontoh Nabi kami yang mulia.
****
Kehidupan suami istri laksana lautan dalam yang tak pernah habis digali. Satu hal yang pasti, kita harus pertanggung jawabkan ijab-qobul yang sudah terlanjur terucap dan disaksikan oleh Allah.
Lalu kita terikat amat kuat dengan hukum Allah. “Itsnaani yu’ajjiluhumullahu fid dunya, al-baghyu wa huquuqul waalidayn” ada dua dosa yang dipercepat siksanya oleh Allah di dunia : berbuat sewenang2 (Al-baghyu) dan durhaka kepada kedua org tua.
Al-baghyu yang paling besar adalah kepada istri sendiri. Allah mensejajarkan, menyakiti istri sama dengan durhaka kepada orangtua.
Kami berdua menghela nafas... tidak mudah memang menjadi suami, dan kami harus terus belajar. Semoga dengan slogan baru : “Happy Wife, Happy Life”, kami bisa dapatkan kebahagiaan dan kesuksesan kami kembali.
Warning : “Tulisan ini hanya akan cocok jika dibaca oleh suami dan dijalankan olehnya, bukan dipaksa2 sama istri untuk membaca dan melakukannya ☺️. Tulisan ini juga satu paket dengan
❤1👍1
Kalau tulisan panjang, di telegram ternyata terpotong2 ya... jadinya kalau tulisan panjang sprtnya sy akan memilih posting di facebook saja.
Segera bergabung ya, di
https://m.facebook.com/groups/692012797675577
Segera bergabung ya, di
https://m.facebook.com/groups/692012797675577
❤1
#Testimoni
#Training
Assalamualaikum
Alhamdulillah.. subhanallah .... setelah mengikuti training kmaren hati suami saya sangat lembut,bahkan lebih bisa mengiklaskan sesuatu yg sblmnya ikut training TDK mudah baginya utk melakukan semua itu!!
bahkan secara langsung Rezki kami dahsyat lsg mengalir,jam 5 sore saya bli bensin motor 10rb saja pake uang receh,Krn kondisi dompet saya lagi penuh..nah hanya selang 1 jam saja,tepat jam 6 saya dpt uang Alhamdulillah 4 JT!!
Alhamdulillah ..cukup bwt kebutuhan saya 1 BLN itu ustadz!!! barakallah terimakasih atas ilmunya yg sangat bermanfaat ustadz🙏🏼🙏🏼🙏🏼 semoga kebahagiaan kemuliaan selalu menyertai keluarga ustadz
#Training
Assalamualaikum
Alhamdulillah.. subhanallah .... setelah mengikuti training kmaren hati suami saya sangat lembut,bahkan lebih bisa mengiklaskan sesuatu yg sblmnya ikut training TDK mudah baginya utk melakukan semua itu!!
bahkan secara langsung Rezki kami dahsyat lsg mengalir,jam 5 sore saya bli bensin motor 10rb saja pake uang receh,Krn kondisi dompet saya lagi penuh..nah hanya selang 1 jam saja,tepat jam 6 saya dpt uang Alhamdulillah 4 JT!!
Alhamdulillah ..cukup bwt kebutuhan saya 1 BLN itu ustadz!!! barakallah terimakasih atas ilmunya yg sangat bermanfaat ustadz🙏🏼🙏🏼🙏🏼 semoga kebahagiaan kemuliaan selalu menyertai keluarga ustadz
❤2
Hari ini, santri belajar Asmaul Husna. Lalu dihubungkan antara Asmaul Husna dengan rezeki di dunia dan jaminan syurga di Akhirat...
“Sesiapa yang menghafalkan (dan mengamalkan) asmaul husna, pasti masuk syurga” Al-Hadits.
Lezat di telinga... mendengarkan dzikir mereka
“Sesiapa yang menghafalkan (dan mengamalkan) asmaul husna, pasti masuk syurga” Al-Hadits.
Lezat di telinga... mendengarkan dzikir mereka
❤1
Secara sederhana, saya gambarkan grafik bahwa manusia memiliki perisai rezeki, salah satu yg akan membongkarnya adalah asmaul husna
❤1
Saya ga inget posting... kemarin rapat finalisasi perencanaan akad2 syariah dan sistem IT di Koperasi Magnet Rezeki. In Syaa Allah Koperasi kebanggaan kita akan berjalan Maret 2018.
Smg Allah mudahkan dan jadi salah satu solusi ekonomi umat. Aamiin.
Smg Allah mudahkan dan jadi salah satu solusi ekonomi umat. Aamiin.
❤1