Nasrullah - Magnet Rezeki

HAMPIR DIPELUK G4Y

Kejadiannya di Johor Bahru. Saat itu saya menyampaikan ilmu Magnet Rezeki di masyarakat Malaysia. Bersyukur dengan era media sosial sekarang, dakwah yang disampaikan bisa ke seluruh dunia. Malaysia salah satunya.

Saat itu pemaparan materi sudah selesai, dimulai dari pagi hari, hingga sore. Beberapa jurus Magnet Rezeki sudah tersampaikan. Dan tinggal satu sesi lagi yaitu praktek Garpu Tala, praktek menggetarkan hati dengan Al-Qur’an.

Saya minta satu volunteer maju ke depan. Seorang lelaki agak besar mengangkat tangan dan saya persilahkan untuk ke panggung. Bentuk ruangan di UTM ini seperti undakan, bangku2nya makin ke belakang makin tinggi. Panggung ada di bawah. Seluruh peserta berjumlah sekitar 200 orang itu bertepuk tangan mendukung sang volunteer.

Setelah memegang Al-Qur’an, saya minta beliau memperkenalkan diri, sebutlah namanya Abang (bukan nama sebenarnya), dan menceritakan persoalan yg ingin ditanyakan.

“Saya punya pesoalan, tapi tak boleh saya sebut detail. Saya risau dan dijauhi ramai orang. Saya bosan dimarahi dan nak dapat solusi dari kehidupan saya” ceritanya dengan logat melayu sambil bergetar. Ada air yang mengembang di kedua matanya yang artinya persoalan ini begitu dalam di hatinya. Kontras dengan badannya yang besar.

Lalu saya bimbing beliau untuk berbicara detil tentang persoalannya di depan Al-Qur’an. “Ya Allah aku punya persoalan sedemikian (disebutkan persoalannya), aku sadar ada peranan kesalahanku hingga persoalan ini ada dalam diriku, maafkanlah aku, sayangilah aku, rahmatilah aku, titipkanlah kepadaku, satu ayat-Mu yang boleh membuat aku lebih tenang, mengetahui rahasia dan mendapatkan solusi hanya daripada-Mu”

Seluruh peserta saya minta membaca Al-fatihah bersama2. Lalu Abang membuka Al-Qur’an. Saya ambil kitab suci itu, lalu saya berikan Quran terjemah untuk dibacanya. Dan… pecahlah tangisan si Abang.

Badan yang besar dan tegap itu menangis tersedu2 ketika membaca dan mentadabburi ayat yang dia bukanya sendiri.

Seorang peserta yang ada di depan memberikan tisu, agar si Abang bisa menyeka airmatanya.

Kami satu ruangan besar menunggu tangisnya reda. Sambil menunggu, saya mengisi dengan sedikit menjelaskan, “inilah Al-Qur’an. Setiap ayatnya memberi hikmah. Pilihlah satu, sambil minta dengan harap kepada Allah. Pastilah Dia memberi ayat yang tepat dan memberi solusi untuk kita”

“Pak Nas, sebenarnya saya g4y” ujar sang Abang setelah reda tangisnya. “Dah sepuluh tahun saya masuk dalam kelompok g4y itu. Tapi makin dalam saya makin rasa takut. Takut karena ternyata di sana kehidupannya keras. Saya juga takut dosa”

“Tapi… setiap saya jumpa dengan orang normal, saya dicaci maki, dihina, dijauhi. Hanya ustadz Anas yang baik pada saya, yang membawa saya pada acara ini”

Semua mata tertuju pada ust Anas, yang menjadi panitia acara, kami kagum dengan kesabarannya dalam berdakwah. Orang g4y memang tdk mudah didakwahi, mereka punya dunia sendiri. Tapi jauh di dasar lubuk hati, mereka pasti tahu, apa yang dilakukannya tidak benar.

Mau kembali ke kehidupan normal, semua menghakimi. Mau tetap berada di dunia yang hitam ini, nurani berontak. Akhirnya hidup dengan kepura2an. Pura-pura happy, padahal rapuh.

“Apa yang Abang rasakan setelah mentadabburi ayatnya?” Tanya saya.

“Rasa seperti ada air masuk dalam hati saya pak Nas. Sepertinya ayat ini tahu apa yang saya rasakan. Dan saya seperti dibelai dan dipeluk. Dan saya ingin kembali pak Nas. Saya ingin taubat” jawab Abang sambil memeluk Al-Qur’an dengan sangat erat.

“Bismillah, kami semua siap mendukung Abang. Betul Tuan Puan?” Tanya saya dan dijawab dengan koor “betuuuuul”

“Terimakasih pak Nas. Bantu doa saya” ujar Abang. Dan sejurus kemudian beliau merentangkan tangannya ingin memeluk saya. Lalu saya ambil tangannya, dan menggoyangkannya cukup kuat. Saya merasa cukup dengan bersalaman tanpa berpelukan. Sambil tangan saya menepuk-nepuk pundaknya tanda dukungan.

Tepuk tangan bergemuruh, menyertai kembalinya Abang ke bangku peserta.

Sahabatmu,
Nasrullah

👍3❤2

24.5K views00:16