Banyak yang minta nasyid "rinduku" versi lengkap. Bismillah, ini saya rekam ya, semoga menjadikan kita makin dekaat sama Nabi Muhammad SAW
❤1
👆👆👆 yg pesen cd audio, sedang di packing ya... smg bisa sgr dinikmati
❤1
+ Pak Nas, kalau nabung 200rb per bulan, kapan berangkat umrohnya? Bisa 100 bulan nabung, sekitar 8 tahun. Ga kelamaan pak Nas?
- Anda menghitungnya pakai rumus manusia. Kalau rumusnya Allah mah beda.
Nabung 200rb jika dilipatgandakan 10 kali lipat. Di sisi Allah dinilai 2jt per bulan.
Apalagi kalau dilipatgandakan 70 kali lipat, atau 700 kali lipat, atau tanpa batas.
Uang 200rb kalau niatnya beli makanan pasti kecil, tapi jika diniatkan utk bertemu Allah pasti besar.
Bisa saja Allah akan percepat bukan 8 tahun, malah bisa 1 atau 2 tahun. Tiba2 ada rezeki tak terduga yg membuat impian berangkat umroh menjadi jauh lebih cepat terwujud.
Sooo... pede aja... 200rb per bulan bernilai sangat besar di sisi Allah SWT.
Silahkan yg mau nabung umroh ya:
www.rahasiamagnetrezeki.com/tabungan-umroh.html
- Anda menghitungnya pakai rumus manusia. Kalau rumusnya Allah mah beda.
Nabung 200rb jika dilipatgandakan 10 kali lipat. Di sisi Allah dinilai 2jt per bulan.
Apalagi kalau dilipatgandakan 70 kali lipat, atau 700 kali lipat, atau tanpa batas.
Uang 200rb kalau niatnya beli makanan pasti kecil, tapi jika diniatkan utk bertemu Allah pasti besar.
Bisa saja Allah akan percepat bukan 8 tahun, malah bisa 1 atau 2 tahun. Tiba2 ada rezeki tak terduga yg membuat impian berangkat umroh menjadi jauh lebih cepat terwujud.
Sooo... pede aja... 200rb per bulan bernilai sangat besar di sisi Allah SWT.
Silahkan yg mau nabung umroh ya:
www.rahasiamagnetrezeki.com/tabungan-umroh.html
❤1
"Saudaraku semua...saya dapat channel ilmu yang luar biasa keren lho... Gratis lagi... Ilmunya seputar menarik rezeki...
Testimoninya keren-keren, ada yg hutangnya langsung lunas, ada yg masalahnya selesai, ada yang tiba2 dapat rezeki berlimpah setelah ikuti channel ilmu itu, ada yang sudah lama tdk dapat anak, tiba2 bisa dapat anak. Ada yang panen pertaniannya berlimpah. Macam2 dan bagus2. Sudah ribuan testimoninya. Membernya sudah lebih dari 90.000 orang.
Namanya "magnet rezeki" dipimpin langsung sama seorang penemu konsepnya, pak Nasrullah. Beliau berhasil menarik rezeki yang luar biasa.
Dia bagikan ilmunya gratis. Hanya melalui aplikasi telegram, krn ada tulisan, audio, foto dan sket2 diagram dari beliau.
Ikuti deh... Insya Allah sangat sangat bermanfaat.
Cara bergabung ke channel "magnet rezeki" :
1. Install aplikasi telegram di playstore atau appstore
2. Masukkan nomor telepon Anda untuk verifikasi, sama sprt daftar whatsapp
3. Di tombol "search" ketik @rahasiamagnetrezeki
4. Klik dan masuk
5. Klik (join)
6. Selesai dan Anda akan menikmati setiap update dari channel tersebut.
Testimoninya keren-keren, ada yg hutangnya langsung lunas, ada yg masalahnya selesai, ada yang tiba2 dapat rezeki berlimpah setelah ikuti channel ilmu itu, ada yang sudah lama tdk dapat anak, tiba2 bisa dapat anak. Ada yang panen pertaniannya berlimpah. Macam2 dan bagus2. Sudah ribuan testimoninya. Membernya sudah lebih dari 90.000 orang.
Namanya "magnet rezeki" dipimpin langsung sama seorang penemu konsepnya, pak Nasrullah. Beliau berhasil menarik rezeki yang luar biasa.
Dia bagikan ilmunya gratis. Hanya melalui aplikasi telegram, krn ada tulisan, audio, foto dan sket2 diagram dari beliau.
Ikuti deh... Insya Allah sangat sangat bermanfaat.
Cara bergabung ke channel "magnet rezeki" :
1. Install aplikasi telegram di playstore atau appstore
2. Masukkan nomor telepon Anda untuk verifikasi, sama sprt daftar whatsapp
3. Di tombol "search" ketik @rahasiamagnetrezeki
4. Klik dan masuk
5. Klik (join)
6. Selesai dan Anda akan menikmati setiap update dari channel tersebut.
❤1
👆👆👆 Silahkan copas di sosmed masing2 utk mengajak teman2 mendapatkan ilmu magnet rezeki
❤1
Kita subuh berjamaah... lanjut tabligh... lanjut sarapan yg disiapkan sama panitia.. 👍
❤1
AGENDA Magnet Rezeki
Juli
- 29 siang : Seminar Properti depok
- 30 subuh : Tabligh Akbar MR surabaya
- 30 siang : Seminar Properti Surabaya
Agustus
- 2, 3 dan 4 : CAMP Bogor
- 12 subuh : Tabligh Akbar MR Medan
- 13 all day : Training MR Batam
Juli
- 29 siang : Seminar Properti depok
- 30 subuh : Tabligh Akbar MR surabaya
- 30 siang : Seminar Properti Surabaya
Agustus
- 2, 3 dan 4 : CAMP Bogor
- 12 subuh : Tabligh Akbar MR Medan
- 13 all day : Training MR Batam
❤1
#Testimoni
Assalamu'alaikum ust. Nasrullah... Terima kasih atas semua ilmu-ilmu yg sangat bermanfaat selama ini, semoga ust. Nasrullah & keluarga selalu sehat, dlm lindungan Alloh, dlm kemuliaan, kebahagiaan, kejayaan & rezeki yang berlimpah sampai anak cucu keturunan ustad Nasrullah sampai akhir zaman nanti ... Aamiin Aamiin Aamiin Yaa Robbal'aalamiin
Assalamu'alaikum ust. Nasrullah... Terima kasih atas semua ilmu-ilmu yg sangat bermanfaat selama ini, semoga ust. Nasrullah & keluarga selalu sehat, dlm lindungan Alloh, dlm kemuliaan, kebahagiaan, kejayaan & rezeki yang berlimpah sampai anak cucu keturunan ustad Nasrullah sampai akhir zaman nanti ... Aamiin Aamiin Aamiin Yaa Robbal'aalamiin
❤1
MAGNET REZEKI CAMP
Karena banyak yang minta dibuka untuk pendaftaran CAMP, maka kami buka kembali pendaftarannya. Silahkan yang mau ikut CAMP pada tanggal 2, 3 dan 4 Agustus 2017.
Semua materi inti akan dibahas dengan teknik workshop. Goal setelah ikut acara ini, insya Allah:
- mengetahui semua perisai rezeki
- menghilangkannya selama masa camp
- menjadi manusia baru yang siap menjadi magnet rezeki
Acaranya hari biasa, jadi memang mesti menyesuaikan dengan agenda kerja.
www.rahasiamagnetrezeki.com/mr-camp.html
Karena banyak yang minta dibuka untuk pendaftaran CAMP, maka kami buka kembali pendaftarannya. Silahkan yang mau ikut CAMP pada tanggal 2, 3 dan 4 Agustus 2017.
Semua materi inti akan dibahas dengan teknik workshop. Goal setelah ikut acara ini, insya Allah:
- mengetahui semua perisai rezeki
- menghilangkannya selama masa camp
- menjadi manusia baru yang siap menjadi magnet rezeki
Acaranya hari biasa, jadi memang mesti menyesuaikan dengan agenda kerja.
www.rahasiamagnetrezeki.com/mr-camp.html
❤1
GARPU TALA SANTRI
“Saat jalan Allah menjadi pilihan merajut masa depan”
*****
Menjadi pengasuh pesantren itu indah sekali menurut saya. Salah satunya karena merasakan kegalauan di masa-masa awal anak santri beradaptasi dengan lingkungan barunya.
Seperti orang dewasa, menghadapi anak-anak ini juga saya menggunakan teknik garpu tala, yaitu dengan bertanya kepada Al-Qur’an tentang isi dari jawaban Allah atas kegalauan saat itu.
Believe saya terhadap teknik Garpu Tala ini semakin hari semakin meningkat. Bagaimana tidak, setiap ayat yang terbuka selalu menjadi jawaban terbaik atas pilihan hidup bagi setiap yang bertanya kepada Mu’jizat yang masih hidup, ruhnya Allah, Dialah Al-Qur’an.
Seperti Nur. Anak ini selalu minta pulang. Macam-macam alasannya. Sakit kepala, sakit dada, melihat makhluk halus, ga kuat dengan agenda fisik, masih ngantuk saat dibangunkan sholat malam dan banyak ragamnya.
Intinya hanya satu, Nur mau pulang dan tidak mau pesantren.
Akhirnya, saya minta Nur berwudhu. Lalu di hadapan saya, Nur membaca Al-fatihah dengan khusyu, dan perlahan-lahan saya minta di mengikuti kata-kata saya:
“Ya Allah, Nur ga betah di pesantren. Tapi Nur tahu, bahwa pesantren ini akan membuat semua cita-cita Nur bisa tercapai. Maka ya Allah, hanya Engkau yang Tahu, apa yang terbaik untuk Nur. Apakah Nur harus ada di pesantren? atau boleh pulang?”
Dengan hati-hati, Nur membuka Al-Qur’an dengan acak dan bertemulah dengan ayat Allah :
“Janganlah Kamu lemah dan minta damai, padahal kamulah yang unggul dan Allah (pun) beserta kamu dan Dia sekali-kali tidak akan mengurangi (pahala) amal-amalmu” (47:35)
Saya minta Nur mengganti kata “kamu” dengan namanya dia, Nur. Dan berulang-ulang dia baca kalimatnya sampai dia tenang dan tahu bahwa Allah menginginkan dia di pesantren. Setiap dia kangen dengan rumah, kami para guru memintanya membaca ayat itu beserta artinya.
Nur mendapatkan pengalaman batin pertamanya di pesantren.
****
Setelah Nur, datang Rijal ke hadapan saya. Rijal badannya besar. Asal dari semarang. Cita-citanya tinggi sekali, mau jadi Duta Besar katanya. Tapi dia home sick. Sampai kakaknya datang ke pesantren untuk membujuknya.
“Ustadz, ini Rijal ga mau makan” lapor teman-temannya yang lain yang sedang menyiapkan yel-yel di pagi itu.
Akhirnya, saya tarik Rijal ke ruangan khusus. Seperti Nur, dia saya minta berwudhu, baca Al-fatihah dengan khusyu dan membuka Al-Qur’an dengan acak.
Rijal dapatkan satu ayat yang khusus untuknya :
“Maka patutkah aku mencari hakim selain dari pada Allah, padahal Dialah yang telah menurunkan Al-Qur’an kepadamu dengan terperinci? Orang-orang yang telah kami datangkan kitab kepada mereka mengetahui bahwa Al-Qur’an itu diturunkan dari Tuhanmu dengan sebenarnya. Maka janganlah kamu sekali-kali termasuk orang yang ragu-ragu” (6:114)
Sekali lagi ayat ini pas sekali dengan Rijal. Dia memang ada keraguan. Cita-citanya yang menjadi Duta Besar apakah bisa diperoleh dengan belajar Al-Qur’an di pesantren ini? Allah langsung menjawab keraguan Rijal.
Saya jadi lebih mudah mengarahkan Rijal, karena Allah Maha Membuka apa yang ada dalam isi hatinya, yang saya pastinya tidak mengetahui. Perlahan-lahan keluarlah nasihat-nasihat dari lisan saya, dihubungkan dengan ayat yang terbuka.
Lalu, saya tuntun Rijal untuk membaca ayat itu berulang-ulang “Falaa takuunanna minal mumtariin”
Ah, alhamdulillah… tenanglah Rijal, dia mau makan kembali dan terakhir saat saya memimpin majlis senin malam, dia sangat ceria dan siap menerima pembelajaran terbaik di pesantren Khoirur Rooziqiin
*****
Ari beda lagi. Anak ini dari Palembang. Saat melihat Rijal berseri-seri, dia juga minta dikasi sesi khusus. Akhirnya saya tarik Ari dari teman-temannya dan mulailah saya bertanya.
“Ari kenapa?” Tanya saya sambil menundukkan kepala mensejajarkan mata saya dengan matanya. “kangen ustadz… koq rasanya sakit sekali…” tangis mulai mendera… dia kangen sekali dengan ibunya.
“Saat jalan Allah menjadi pilihan merajut masa depan”
*****
Menjadi pengasuh pesantren itu indah sekali menurut saya. Salah satunya karena merasakan kegalauan di masa-masa awal anak santri beradaptasi dengan lingkungan barunya.
Seperti orang dewasa, menghadapi anak-anak ini juga saya menggunakan teknik garpu tala, yaitu dengan bertanya kepada Al-Qur’an tentang isi dari jawaban Allah atas kegalauan saat itu.
Believe saya terhadap teknik Garpu Tala ini semakin hari semakin meningkat. Bagaimana tidak, setiap ayat yang terbuka selalu menjadi jawaban terbaik atas pilihan hidup bagi setiap yang bertanya kepada Mu’jizat yang masih hidup, ruhnya Allah, Dialah Al-Qur’an.
Seperti Nur. Anak ini selalu minta pulang. Macam-macam alasannya. Sakit kepala, sakit dada, melihat makhluk halus, ga kuat dengan agenda fisik, masih ngantuk saat dibangunkan sholat malam dan banyak ragamnya.
Intinya hanya satu, Nur mau pulang dan tidak mau pesantren.
Akhirnya, saya minta Nur berwudhu. Lalu di hadapan saya, Nur membaca Al-fatihah dengan khusyu, dan perlahan-lahan saya minta di mengikuti kata-kata saya:
“Ya Allah, Nur ga betah di pesantren. Tapi Nur tahu, bahwa pesantren ini akan membuat semua cita-cita Nur bisa tercapai. Maka ya Allah, hanya Engkau yang Tahu, apa yang terbaik untuk Nur. Apakah Nur harus ada di pesantren? atau boleh pulang?”
Dengan hati-hati, Nur membuka Al-Qur’an dengan acak dan bertemulah dengan ayat Allah :
“Janganlah Kamu lemah dan minta damai, padahal kamulah yang unggul dan Allah (pun) beserta kamu dan Dia sekali-kali tidak akan mengurangi (pahala) amal-amalmu” (47:35)
Saya minta Nur mengganti kata “kamu” dengan namanya dia, Nur. Dan berulang-ulang dia baca kalimatnya sampai dia tenang dan tahu bahwa Allah menginginkan dia di pesantren. Setiap dia kangen dengan rumah, kami para guru memintanya membaca ayat itu beserta artinya.
Nur mendapatkan pengalaman batin pertamanya di pesantren.
****
Setelah Nur, datang Rijal ke hadapan saya. Rijal badannya besar. Asal dari semarang. Cita-citanya tinggi sekali, mau jadi Duta Besar katanya. Tapi dia home sick. Sampai kakaknya datang ke pesantren untuk membujuknya.
“Ustadz, ini Rijal ga mau makan” lapor teman-temannya yang lain yang sedang menyiapkan yel-yel di pagi itu.
Akhirnya, saya tarik Rijal ke ruangan khusus. Seperti Nur, dia saya minta berwudhu, baca Al-fatihah dengan khusyu dan membuka Al-Qur’an dengan acak.
Rijal dapatkan satu ayat yang khusus untuknya :
“Maka patutkah aku mencari hakim selain dari pada Allah, padahal Dialah yang telah menurunkan Al-Qur’an kepadamu dengan terperinci? Orang-orang yang telah kami datangkan kitab kepada mereka mengetahui bahwa Al-Qur’an itu diturunkan dari Tuhanmu dengan sebenarnya. Maka janganlah kamu sekali-kali termasuk orang yang ragu-ragu” (6:114)
Sekali lagi ayat ini pas sekali dengan Rijal. Dia memang ada keraguan. Cita-citanya yang menjadi Duta Besar apakah bisa diperoleh dengan belajar Al-Qur’an di pesantren ini? Allah langsung menjawab keraguan Rijal.
Saya jadi lebih mudah mengarahkan Rijal, karena Allah Maha Membuka apa yang ada dalam isi hatinya, yang saya pastinya tidak mengetahui. Perlahan-lahan keluarlah nasihat-nasihat dari lisan saya, dihubungkan dengan ayat yang terbuka.
Lalu, saya tuntun Rijal untuk membaca ayat itu berulang-ulang “Falaa takuunanna minal mumtariin”
Ah, alhamdulillah… tenanglah Rijal, dia mau makan kembali dan terakhir saat saya memimpin majlis senin malam, dia sangat ceria dan siap menerima pembelajaran terbaik di pesantren Khoirur Rooziqiin
*****
Ari beda lagi. Anak ini dari Palembang. Saat melihat Rijal berseri-seri, dia juga minta dikasi sesi khusus. Akhirnya saya tarik Ari dari teman-temannya dan mulailah saya bertanya.
“Ari kenapa?” Tanya saya sambil menundukkan kepala mensejajarkan mata saya dengan matanya. “kangen ustadz… koq rasanya sakit sekali…” tangis mulai mendera… dia kangen sekali dengan ibunya.
❤1
“Ya sudah… Ari ambil wudhu ya…” begitu arahan saya, dan sama dengan Nur dan Rijal, saya minta Ari membuka Al-Qur’an dengan khusyu didahului dengan surat Al-Fatihah.
“Hai kaumku” kata Nuh “jika terasa berat bagimu tinggal (bersamaku) dan peringatanku (kepadamu) dengan ayat-ayat Allah, maka kepada Allah-lah aku bertawakkal, karena itu bulatkanlan keputusanmu..” (10:71)
Ari membaca perlahan-lahan… “koq ngepas ya ustadz” serunya lirih…
Ya dia memang merasa berat tinggal di pesantren bersama ayat-ayat Allah. Tapi Allah berikan obat untuk Ari, saya meminta dia membaca berulang-ulang “Wa alallahi tawakkaltu…”
Ari kini bisa menghadapi rasa kangennya, dia sangat bahagia bersama dengan teman-temannya.
*****
Giliran saya menghadapi dua bidadari saya menghadapi masa pesantrennya. Farhah kelas 1 SMA dan Fadhilah kelas 2 SMP. Keduanya di pesantren Asyifa, Subang.
Anak orang lain dekat dengan saya, eh malah anak-anak saya dititip nun jauh di Subang.
Kadang mulai ada rasa cemburu terbersit dari hati istri saya. Saya pun menenangkan “Mi, kalau kita mau anak kita sholehah, cara terbaiknya adalah didik anak orang lain, maka niscaya malaikat yang akan mendidik anak kita, seperti ilmu Kick Back”
“gitu ya bi…” seru istri saya menghela keraguan hatinya. “Ya bismillah deh ya bi…”
Saat sudah semua perlengkapan masuk, makan bersama dan siap kami tinggalkan di sekolah Qu’an ini, Farhah dan Fadhilah minta di Garpu Tala sama Abi-nya.
Farhah yang sudah SMA menghadapi perpindahan suasana. Dia merasa di SMA seperti tegang sekali, tidak seperti di SMP yang masih bisa bermain-main. Bolak balik dia minta diyakinkan oleh saya akan suasana yang dihadapinya.
“Bi, kasih tips dong untuk percaya diri”
“Bi, aku bisa ga ya hadapi masa SMA? Kasih nasihat dong bi..”
Di kedua pertanyaan itu, insya Allah saya masih bisa merangkai kata. Tapi ketika dia bertanya, “Bi, aku masuk BEM apa ga ya bi? Karena kalau aku di BEM nanti hafalan aku kayaknya ga cepet deh nambahnya. Tapi kalau aku ga ikut BEM nanti aku ga dapet pengalaman organisasi”
Sempat saya menjawab, “ya udah nak ikut BEM aja. Insya Allah kamu bisa mengatur waktu antara organisasi, sekolah dan hafalan kamu” begitu jawaban saya.
Tak disangka, istri saya menyanggah, “jangan dong bi, sayang hafalannya, biar dia jagain sampai mutqin” Wah, ternyata kami berbeda nasihat. Dan pastinya dia juga dalam keadaan yang tidak bisa memilih.
Saat itulah, ilmu garpu tala mengambil perannya. Saya minta Farhah mengikuti kata-kata saya dan membuka Al-Qur’an dengan khusyu,
“Ingatlah ketika istri Imran berkata : “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu daripadaku” (3:35)
Oh ya Allah, hampir saja saya menggunakan hawa nafsu saya… ternyata Allah lebih mendukung istri saya dengan kalimat yang tegas “ketika istri imran”.
“Ya udah nak, Allah jelas-jelas meminta kamu untuk fokus berkhidmat kepada Al-Qur’an” begitu tutup saya dan diamini oleh Farhah. Bahagia sekali dia mendapatkan jawaban terbaik, langsung dari Allah.
****
Sekarang giliran Fadhilah, anak kami kedua. Setelah setahun di pesantren, saya memang melihat Dhila agak sedikit murung. Berkali-kali istri saya meminta agar saya mendekati dan menggali masalahnya. Dan berkali-kali itu juga saya belum berhasil.
Sampai momen itu tiba. Setelah kakaknya mendapatkan pencerahan dari Allah, Fadhilah dengan khusyu membuka Al-Qur’an dengan kalimat-kalimat yang saya tuntun.
Dhila sampai di ayat yang membuatnya bangga dengan pesantren pilihan orangtuanya…
“Katakanlah : Inilah Jalanku. Aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata” (12:108)
Ya, Dhila merasa bahwa pesantren ini bukan jalannya. Tapi jalan kakaknya. Jalan orangtuanya. Tapi bukan jalan dia dan teman-teman SD nya. Sahabat-sahabatnya memang sebagian besar tidak pesantren dan dia merasa berbeda. Merasa kurang beruntung.
“Hai kaumku” kata Nuh “jika terasa berat bagimu tinggal (bersamaku) dan peringatanku (kepadamu) dengan ayat-ayat Allah, maka kepada Allah-lah aku bertawakkal, karena itu bulatkanlan keputusanmu..” (10:71)
Ari membaca perlahan-lahan… “koq ngepas ya ustadz” serunya lirih…
Ya dia memang merasa berat tinggal di pesantren bersama ayat-ayat Allah. Tapi Allah berikan obat untuk Ari, saya meminta dia membaca berulang-ulang “Wa alallahi tawakkaltu…”
Ari kini bisa menghadapi rasa kangennya, dia sangat bahagia bersama dengan teman-temannya.
*****
Giliran saya menghadapi dua bidadari saya menghadapi masa pesantrennya. Farhah kelas 1 SMA dan Fadhilah kelas 2 SMP. Keduanya di pesantren Asyifa, Subang.
Anak orang lain dekat dengan saya, eh malah anak-anak saya dititip nun jauh di Subang.
Kadang mulai ada rasa cemburu terbersit dari hati istri saya. Saya pun menenangkan “Mi, kalau kita mau anak kita sholehah, cara terbaiknya adalah didik anak orang lain, maka niscaya malaikat yang akan mendidik anak kita, seperti ilmu Kick Back”
“gitu ya bi…” seru istri saya menghela keraguan hatinya. “Ya bismillah deh ya bi…”
Saat sudah semua perlengkapan masuk, makan bersama dan siap kami tinggalkan di sekolah Qu’an ini, Farhah dan Fadhilah minta di Garpu Tala sama Abi-nya.
Farhah yang sudah SMA menghadapi perpindahan suasana. Dia merasa di SMA seperti tegang sekali, tidak seperti di SMP yang masih bisa bermain-main. Bolak balik dia minta diyakinkan oleh saya akan suasana yang dihadapinya.
“Bi, kasih tips dong untuk percaya diri”
“Bi, aku bisa ga ya hadapi masa SMA? Kasih nasihat dong bi..”
Di kedua pertanyaan itu, insya Allah saya masih bisa merangkai kata. Tapi ketika dia bertanya, “Bi, aku masuk BEM apa ga ya bi? Karena kalau aku di BEM nanti hafalan aku kayaknya ga cepet deh nambahnya. Tapi kalau aku ga ikut BEM nanti aku ga dapet pengalaman organisasi”
Sempat saya menjawab, “ya udah nak ikut BEM aja. Insya Allah kamu bisa mengatur waktu antara organisasi, sekolah dan hafalan kamu” begitu jawaban saya.
Tak disangka, istri saya menyanggah, “jangan dong bi, sayang hafalannya, biar dia jagain sampai mutqin” Wah, ternyata kami berbeda nasihat. Dan pastinya dia juga dalam keadaan yang tidak bisa memilih.
Saat itulah, ilmu garpu tala mengambil perannya. Saya minta Farhah mengikuti kata-kata saya dan membuka Al-Qur’an dengan khusyu,
“Ingatlah ketika istri Imran berkata : “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu daripadaku” (3:35)
Oh ya Allah, hampir saja saya menggunakan hawa nafsu saya… ternyata Allah lebih mendukung istri saya dengan kalimat yang tegas “ketika istri imran”.
“Ya udah nak, Allah jelas-jelas meminta kamu untuk fokus berkhidmat kepada Al-Qur’an” begitu tutup saya dan diamini oleh Farhah. Bahagia sekali dia mendapatkan jawaban terbaik, langsung dari Allah.
****
Sekarang giliran Fadhilah, anak kami kedua. Setelah setahun di pesantren, saya memang melihat Dhila agak sedikit murung. Berkali-kali istri saya meminta agar saya mendekati dan menggali masalahnya. Dan berkali-kali itu juga saya belum berhasil.
Sampai momen itu tiba. Setelah kakaknya mendapatkan pencerahan dari Allah, Fadhilah dengan khusyu membuka Al-Qur’an dengan kalimat-kalimat yang saya tuntun.
Dhila sampai di ayat yang membuatnya bangga dengan pesantren pilihan orangtuanya…
“Katakanlah : Inilah Jalanku. Aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata” (12:108)
Ya, Dhila merasa bahwa pesantren ini bukan jalannya. Tapi jalan kakaknya. Jalan orangtuanya. Tapi bukan jalan dia dan teman-teman SD nya. Sahabat-sahabatnya memang sebagian besar tidak pesantren dan dia merasa berbeda. Merasa kurang beruntung.
❤1
Allah menjawabnya dengan ayat yang lugas. Dhila diminta bangga dengan pesantren ini. Dia diminta mengatakan dengan bangga.. “INILAH JALANKU”
Dhila berbinar binar… saya lihat matanya… air mukanya… yesss, saya dapatkan kembali binar semangat itu… ah alhamdulillah…
“Ya Allah, Engkau Memang Maha Tahu atas segala sesuatu… Terimakasih kami pada-Mu…”
****
Lambaian tangan Farhah dan Fadhilah malam itu begitu berharga bagi kami. Lebih berharga dibandingkan lambaian tangan mereka selama ini… lambaian keyakinan akan jalan Pesantren Al-Qur’an yang telah kami pilih sebagai jalan keluarga kami…
YA ALLAH, INILAH JALAN KAMI… JALAN MENUJU ENGKAU DENGAN HUJJAH YANG NYATA
Maha benar Allah dengan segala Firman-Nya…
Dhila berbinar binar… saya lihat matanya… air mukanya… yesss, saya dapatkan kembali binar semangat itu… ah alhamdulillah…
“Ya Allah, Engkau Memang Maha Tahu atas segala sesuatu… Terimakasih kami pada-Mu…”
****
Lambaian tangan Farhah dan Fadhilah malam itu begitu berharga bagi kami. Lebih berharga dibandingkan lambaian tangan mereka selama ini… lambaian keyakinan akan jalan Pesantren Al-Qur’an yang telah kami pilih sebagai jalan keluarga kami…
YA ALLAH, INILAH JALAN KAMI… JALAN MENUJU ENGKAU DENGAN HUJJAH YANG NYATA
Maha benar Allah dengan segala Firman-Nya…
❤1
👆👆👆 Agak panjang tulisan saya malam ini... Semoga bermanfaat...
❤1