KLARIFIKASI DAN MINTA MAAF
Alhamdulillah... sebelumnya tidak menyangka, tulisan berjudul “Suami dan keridhoannya” saya singkat menjadi SDK, menjadi viral di media sosial.
Ada banyak yang tercerahkan melalui tulisan SDK tersebut, namun tidak jarang juga yang mempertanyakan dan tidak setuju dengan isi dari tulisan yang terlanjur viral itu.
Izinkan saya melalui tulisan ini untuk menjelaskan lebih detail tentang value dan tujuan dari tulisan SDK.
1. SDK adalah diskusi dengan seorang istri yang berniat cerai dengan suaminya. Tentu, sebagai seorang da’i saya bertugas untuk mengajak beliau memilih opsi bersatu dibandingkan dengan memilih bercerai. Adalah tidak mungkin bagi saya untuk mendukung niatannya bercerai, karena perceraian adalah salah satu yang dibenci oleh Allah.
2. Saya tentu menggali, apa yang menjadi sebab utama dari sang ibu sehingga ingin cerai. Awalnya dia menyampaikan tentang keuangan keluarga. Namun setelah digali, ada juga kasus KDRT, walaupun tidak jelas dan nyata sebagai sebab.
3. Sebagai konselor, saya bertugas mengajak sang ibu melihat sisi lain dari peristiwanya. Iya suami mmg tidak bekerja, bahkan sedikit kdrt, tapi coba lihat yang tersisa dari sang suami. Saya mengajak melihat sisi positif dari yang tersisa atas keluarga yang mereka bina. Dari hal yang tersisa itulah, saya mencoba membangun optimisme dari sang ibu. Yg tersisa itu adalah “suami sebagai penggugur dosa” bagi istri.
4. Tentu, saya tidak mendukung tindakan suami yang tidak mau bekerja, apalagi kdrt. Tapi kalau saya masuk dari sisi pembelaan terhadap istri, dan memaksa suami tidak melakukan perbuatan tidak baik, tentu tidak bisa saya lakukan. Kenapa? Karena yang konsul adalah sang istri. Sisi istri-lah yang bisa saya ubah. Saya tidak bisa mengubah sang suami krn di luar kuasa saya.
5. Saya meyakini bahwa dalam banyak kasus, perceraian bisa dihindari dengan mengubah salah satunya. Ketika salah satu saja mau bekerjasama dengan konselor, cukup untuk menyelamatkan keluarga itu. Nanti, pihak yang lain, akan mengikuti, karena hukum quantum : satu, sama dan terhubung. (Hal ini saya bahas dalam buku saya Rahasia Magnet Rezeki)
6. Adapun... ketika tulisan SDK menjadi inspirasi bagi banyak keluarga, itu memang menjadi tujuan saya. Siapa tahu dengan sudut pandang berbeda, banyak keluarga terselamatkan. Dan terbukti dari banyaknya komen ke saya pribadi, misalnya “alhamdulillah, saya tidak jadi menggugat cerai suami saya setelah baca tulisan pak nas”, “andaikan saya baca tulisan ini 5 tahun lalu, mungkin jalan hidup saya sekarang berbeda”. Bayangkan jika ribuan keluarga tidak jadi bercerai, maka akan mengundang rahmat dari Allah.
7. Namun... untuk beberapa kasus, tulisan SDK ini tidak nyaman bagi yang sudah terlanjur bercerai. Opini saya... kita perlu tulisan lain, yang value-nya adalah mensyukuri apa yang sudah terjadi. Yang sudah terjadi ya terjadilah. Sangat mungkin, perceraian yang terjadi dulu, adalah keputusan terbaik pada saat itu. Tinggal ke depan di isi dengan hal yang jauh lebih baik lagi, dan saya dengan tulus mendoakan kebaikan bagi Anda.
8. Juga... tulisan SDK seakan membela suami dan membuka pintu penzaliman terhadap istri. Untuk hal ini, tentu saya sudah kunci dengan pernyataan “Allah menyiksa suami yang zalim terhadap keluarganya”.
9. Akhirnya... saya berdoa agar keluarga-keluarga Indonesia makin harmonis. Diperlukan kerjasama semua pihak untuk mewujudkannya. Mari bahu membahu, dimulai dari share tulisan yang mencerahkan di media sosial.
Saya memohon maaf jika ada tulisan saya yang tidak berkenan, smg Allah kumpulkan kita semua di syurgaNya. آمينَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
Sahabatmu,
Nasrullah
Alhamdulillah... sebelumnya tidak menyangka, tulisan berjudul “Suami dan keridhoannya” saya singkat menjadi SDK, menjadi viral di media sosial.
Ada banyak yang tercerahkan melalui tulisan SDK tersebut, namun tidak jarang juga yang mempertanyakan dan tidak setuju dengan isi dari tulisan yang terlanjur viral itu.
Izinkan saya melalui tulisan ini untuk menjelaskan lebih detail tentang value dan tujuan dari tulisan SDK.
1. SDK adalah diskusi dengan seorang istri yang berniat cerai dengan suaminya. Tentu, sebagai seorang da’i saya bertugas untuk mengajak beliau memilih opsi bersatu dibandingkan dengan memilih bercerai. Adalah tidak mungkin bagi saya untuk mendukung niatannya bercerai, karena perceraian adalah salah satu yang dibenci oleh Allah.
2. Saya tentu menggali, apa yang menjadi sebab utama dari sang ibu sehingga ingin cerai. Awalnya dia menyampaikan tentang keuangan keluarga. Namun setelah digali, ada juga kasus KDRT, walaupun tidak jelas dan nyata sebagai sebab.
3. Sebagai konselor, saya bertugas mengajak sang ibu melihat sisi lain dari peristiwanya. Iya suami mmg tidak bekerja, bahkan sedikit kdrt, tapi coba lihat yang tersisa dari sang suami. Saya mengajak melihat sisi positif dari yang tersisa atas keluarga yang mereka bina. Dari hal yang tersisa itulah, saya mencoba membangun optimisme dari sang ibu. Yg tersisa itu adalah “suami sebagai penggugur dosa” bagi istri.
4. Tentu, saya tidak mendukung tindakan suami yang tidak mau bekerja, apalagi kdrt. Tapi kalau saya masuk dari sisi pembelaan terhadap istri, dan memaksa suami tidak melakukan perbuatan tidak baik, tentu tidak bisa saya lakukan. Kenapa? Karena yang konsul adalah sang istri. Sisi istri-lah yang bisa saya ubah. Saya tidak bisa mengubah sang suami krn di luar kuasa saya.
5. Saya meyakini bahwa dalam banyak kasus, perceraian bisa dihindari dengan mengubah salah satunya. Ketika salah satu saja mau bekerjasama dengan konselor, cukup untuk menyelamatkan keluarga itu. Nanti, pihak yang lain, akan mengikuti, karena hukum quantum : satu, sama dan terhubung. (Hal ini saya bahas dalam buku saya Rahasia Magnet Rezeki)
6. Adapun... ketika tulisan SDK menjadi inspirasi bagi banyak keluarga, itu memang menjadi tujuan saya. Siapa tahu dengan sudut pandang berbeda, banyak keluarga terselamatkan. Dan terbukti dari banyaknya komen ke saya pribadi, misalnya “alhamdulillah, saya tidak jadi menggugat cerai suami saya setelah baca tulisan pak nas”, “andaikan saya baca tulisan ini 5 tahun lalu, mungkin jalan hidup saya sekarang berbeda”. Bayangkan jika ribuan keluarga tidak jadi bercerai, maka akan mengundang rahmat dari Allah.
7. Namun... untuk beberapa kasus, tulisan SDK ini tidak nyaman bagi yang sudah terlanjur bercerai. Opini saya... kita perlu tulisan lain, yang value-nya adalah mensyukuri apa yang sudah terjadi. Yang sudah terjadi ya terjadilah. Sangat mungkin, perceraian yang terjadi dulu, adalah keputusan terbaik pada saat itu. Tinggal ke depan di isi dengan hal yang jauh lebih baik lagi, dan saya dengan tulus mendoakan kebaikan bagi Anda.
8. Juga... tulisan SDK seakan membela suami dan membuka pintu penzaliman terhadap istri. Untuk hal ini, tentu saya sudah kunci dengan pernyataan “Allah menyiksa suami yang zalim terhadap keluarganya”.
9. Akhirnya... saya berdoa agar keluarga-keluarga Indonesia makin harmonis. Diperlukan kerjasama semua pihak untuk mewujudkannya. Mari bahu membahu, dimulai dari share tulisan yang mencerahkan di media sosial.
Saya memohon maaf jika ada tulisan saya yang tidak berkenan, smg Allah kumpulkan kita semua di syurgaNya. آمينَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
Sahabatmu,
Nasrullah
👍3❤1
Ini salah satu momen yang saya suka... peserta camp berdiskusi dalam grup yang terdiri dari 4 orang.
Ayat garpu tala yang terbuka saat Tahajjud, didiskusikan lalu saling mendukung satu sama lain.
Lalu, ayat yang terbuka didzikirkan bersama-sama... indaaah... الحمد لله
Ayat garpu tala yang terbuka saat Tahajjud, didiskusikan lalu saling mendukung satu sama lain.
Lalu, ayat yang terbuka didzikirkan bersama-sama... indaaah... الحمد لله
❤1
Selamat Hari Raya
#Jumat yang Mulia...
Alhamdulillah
Yuk kita muliakan hari ini
Agar mendapat keberkahan
Dari sang Khoirur Rooziqiin
- dengarkan lagi audio Khoirur Rooziqiin
- baca doa Al-Maidah:114
- baca Al-Kahfi
- perbanyak Sholawat
- muliakan malamnya
- muliakan siangnya
Insya Allah kita semua
Akan dimuliakan oleh-Nya
Aamiin yaa robbal 'aalamiin
#Jumat yang Mulia...
Alhamdulillah
Yuk kita muliakan hari ini
Agar mendapat keberkahan
Dari sang Khoirur Rooziqiin
- dengarkan lagi audio Khoirur Rooziqiin
- baca doa Al-Maidah:114
- baca Al-Kahfi
- perbanyak Sholawat
- muliakan malamnya
- muliakan siangnya
Insya Allah kita semua
Akan dimuliakan oleh-Nya
Aamiin yaa robbal 'aalamiin
❤1
Alhamdulillah ... selesai menginspirasi Jombang dengan ilmu Magnet Rezeki... saya tidak sangka, kota kecil ini pesertanya banyak sekali...
Smg Allah muliakan pesertanya, panitianya, dan semua pihak yang membantu terselenggaranya acara ini.
Smg Jombang menjadi kota Magnet Rezeki... آمينَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
Smg Allah muliakan pesertanya, panitianya, dan semua pihak yang membantu terselenggaranya acara ini.
Smg Jombang menjadi kota Magnet Rezeki... آمينَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
❤1
#Testimoni
#Camp
Allah memberikan sya sebungkus permen pada hari ini, Salah satu santri sya terkena paku waktu d sekolah. pulang k pondok, si santri tidak bilang klo terkena paku, si santri langsung tidur.
Atas rekomendasi dari guru di sekolahan, pas ashar tadi. si santri nangis klo kakinya sakit dan bengkak, dengan ilmu magnet rezeki, saya tetap tenang. walau di judge kena titanus.
Alhamdulillah Alhasil semua berjalan atas Pertolongan Allah, di UGD semua tenang dan berjalan lancar. si santri sekarang tidur pulas di pondok.
Subahanallah. Ilmu Magnet rezeki berjalan dg indah. sebelum saya ikut magnet rezeki saya selalu resah dan gupuh klo ada insiden yg berkenaan dg santri, dan mudah marah.
Alhamdulillah Allah masih memberi kesempatan untuk belajar berbenah menjadi pribadi yg magnet rezeki. Subhanallah Merinding....
Terimakasih Ustadz, atas Ilmunya...semoga Allah selalu memberikan kemualian dan kebahagiaan pada panjenengan dan keluarga.
Terima kasih juga kepada rekan2 RMR yg telah memebrikan energi magnet rezeki. kita Satu Sama dan Terhubung.
#Camp
Allah memberikan sya sebungkus permen pada hari ini, Salah satu santri sya terkena paku waktu d sekolah. pulang k pondok, si santri tidak bilang klo terkena paku, si santri langsung tidur.
Atas rekomendasi dari guru di sekolahan, pas ashar tadi. si santri nangis klo kakinya sakit dan bengkak, dengan ilmu magnet rezeki, saya tetap tenang. walau di judge kena titanus.
Alhamdulillah Alhasil semua berjalan atas Pertolongan Allah, di UGD semua tenang dan berjalan lancar. si santri sekarang tidur pulas di pondok.
Subahanallah. Ilmu Magnet rezeki berjalan dg indah. sebelum saya ikut magnet rezeki saya selalu resah dan gupuh klo ada insiden yg berkenaan dg santri, dan mudah marah.
Alhamdulillah Allah masih memberi kesempatan untuk belajar berbenah menjadi pribadi yg magnet rezeki. Subhanallah Merinding....
Terimakasih Ustadz, atas Ilmunya...semoga Allah selalu memberikan kemualian dan kebahagiaan pada panjenengan dan keluarga.
Terima kasih juga kepada rekan2 RMR yg telah memebrikan energi magnet rezeki. kita Satu Sama dan Terhubung.
❤1
#Testimoni
#Camp
Alhamdulillah
pulang camp semlm nyampe rumah dapat surprise bungkus permen, *pompa air tiba2 off*
jadi hrs iriiit dg sisa air yg ada
Dalam hati sy berdoa... "terimakasih ya Robb, mulai hari ini dan seterusnya sy siap menerima permen dengan aneka warna warni bungkusnya"
Lalu sesuai saran pak Nas, sy dzikirkan terus ayat garputala yg sy dapati ketika Qiyyamul Lail di camp ( QS Ali Imran : 37 )
celoteh tadi pagi :
Tukang Service Pompa "Bu ini sdh kebakar, jadi memang hrs ganti baru"
Me "tolong dicoba cek2 dulu lah pak"
sambil bergumam dlm hati "ya Robb...ganti pompa 600rb, bukankah itu nilai yg sangat kecil bagiMu? Engkau yg menggantikan siang dan malam, Engkau menghidupkan yg mati dan mematikan yg hidup"
sesaat kemudian ada tamu, teman yg sdh lamaaa sekali nggak ketemu.
ketika sy tinggal bikin minum ke dapur , sayup2 sy dengar beliau ngobrol dg pak tukang.
kami melanjutkan percakapan ngalor ngidul sampai sy nggak perhatiin kalo pak tukang tidak ada di teras tempatnya utak atik pompa.
beberapa saat kemudian ....
Masyaa Allah... *paket permen saya datang*
tiba2 pak tukang turun dari motornya, menenteng *pompa air Shi _ _ zu baru*
rupanya tanpa sepengetahuan saya, tamu saya memberikan sejumlah uang kepada pak tukang utk beliin pompa dg merk & spec yg persis dg yg rusak
Masyaa Allah....saya gemetar menahan airmata, kata teman saya "biasa aja lah nggak usah nangis, ini emang rezekimu"
beliau nggak tahu bahwa saya nangisi ILMU YG SEDANG BEKERJA ... begini ya rasanya *miracle dari magnet rezeki*
Terimakasih Pak Nas , semoga ini menjadi amal jariyah panjenengan.
#Camp
Alhamdulillah
pulang camp semlm nyampe rumah dapat surprise bungkus permen, *pompa air tiba2 off*
jadi hrs iriiit dg sisa air yg ada
Dalam hati sy berdoa... "terimakasih ya Robb, mulai hari ini dan seterusnya sy siap menerima permen dengan aneka warna warni bungkusnya"
Lalu sesuai saran pak Nas, sy dzikirkan terus ayat garputala yg sy dapati ketika Qiyyamul Lail di camp ( QS Ali Imran : 37 )
celoteh tadi pagi :
Tukang Service Pompa "Bu ini sdh kebakar, jadi memang hrs ganti baru"
Me "tolong dicoba cek2 dulu lah pak"
sambil bergumam dlm hati "ya Robb...ganti pompa 600rb, bukankah itu nilai yg sangat kecil bagiMu? Engkau yg menggantikan siang dan malam, Engkau menghidupkan yg mati dan mematikan yg hidup"
sesaat kemudian ada tamu, teman yg sdh lamaaa sekali nggak ketemu.
ketika sy tinggal bikin minum ke dapur , sayup2 sy dengar beliau ngobrol dg pak tukang.
kami melanjutkan percakapan ngalor ngidul sampai sy nggak perhatiin kalo pak tukang tidak ada di teras tempatnya utak atik pompa.
beberapa saat kemudian ....
Masyaa Allah... *paket permen saya datang*
tiba2 pak tukang turun dari motornya, menenteng *pompa air Shi _ _ zu baru*
rupanya tanpa sepengetahuan saya, tamu saya memberikan sejumlah uang kepada pak tukang utk beliin pompa dg merk & spec yg persis dg yg rusak
Masyaa Allah....saya gemetar menahan airmata, kata teman saya "biasa aja lah nggak usah nangis, ini emang rezekimu"
beliau nggak tahu bahwa saya nangisi ILMU YG SEDANG BEKERJA ... begini ya rasanya *miracle dari magnet rezeki*
Terimakasih Pak Nas , semoga ini menjadi amal jariyah panjenengan.
❤2
CAMP
- Bogor 24-26 Januari 2018
www.rahasiamagnetrezeki.com/mr-camp
TRAINING
- Semarang 28 Januari 2018
www.rahasiamagnetrezeki.com/training-januari-2018
- Bogor 24-26 Januari 2018
www.rahasiamagnetrezeki.com/mr-camp
TRAINING
- Semarang 28 Januari 2018
www.rahasiamagnetrezeki.com/training-januari-2018
❤1
👆👆👆 Kenangan di acara Jombang kemarin... Alhamdulillah kami menyempatkan ziarah ke makam Gus Dur dan hadratus syaikh Mbah Hasyim Asy’ari
❤1
#Testimoni
#Buku
Saya dr jombang...saya belum selesai baca buku saya kasihkan ke ibu saya yang ada di surabaya..harapan saya ibu juga akan ada keajaiban dlm menghadapi bungkus permen
Akhir tahun 2017 ibu saya mendapatkan bungkus permen adik saya perempuan yg usianya di bawah umur tidak pulang. Kami sudah mencari, sempat ketemu tapi dia lari lagi...
Awal tahun baru buku sy kasihkan ibu... lalu ibu mempraktekan semua yg ada di buku dan akhirnya ketika semua tantangan ibu serahkan kepada Allah dgn berharap ada orang baik yg akan mengantarkan adik sy pulang kerumah..
dan ternyata benar selang 1 hari adik saya diantar orang. dimana selama 1 bulan pergi dari rumah karena pengaruh teman yg kurang baik(anak punk)..
Alhamdulillah... Ilmu magnet rezeki luar biasa. Semoga ustadz Nass dan tim nya termasuk pak Dika semoga selalu dimuliakan Allah.
Mendapatkan syurga dunia akherat nya Allah.. آمينَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
#Buku
Saya dr jombang...saya belum selesai baca buku saya kasihkan ke ibu saya yang ada di surabaya..harapan saya ibu juga akan ada keajaiban dlm menghadapi bungkus permen
Akhir tahun 2017 ibu saya mendapatkan bungkus permen adik saya perempuan yg usianya di bawah umur tidak pulang. Kami sudah mencari, sempat ketemu tapi dia lari lagi...
Awal tahun baru buku sy kasihkan ibu... lalu ibu mempraktekan semua yg ada di buku dan akhirnya ketika semua tantangan ibu serahkan kepada Allah dgn berharap ada orang baik yg akan mengantarkan adik sy pulang kerumah..
dan ternyata benar selang 1 hari adik saya diantar orang. dimana selama 1 bulan pergi dari rumah karena pengaruh teman yg kurang baik(anak punk)..
Alhamdulillah... Ilmu magnet rezeki luar biasa. Semoga ustadz Nass dan tim nya termasuk pak Dika semoga selalu dimuliakan Allah.
Mendapatkan syurga dunia akherat nya Allah.. آمينَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
❤2
ISTRI DAN KEBAHAGIAANNYA
Seorang suami (sebut saja namanya Budi) bertanya ke saya, “Pak Nas, kenapa ya hutang saya ga lunas lunas?”
Menghadapi pertanyaan sprt ini, biasanya saya jawab dengan mengajaknya menggunakan ilmu “law of projection”, “disiplin kata” atau “garpu tala”. Tapi kali ini saya ingin gunakan jurus berbeda.
Saya tanya balik ke dia “Istri ente bahagia ga sama ente?”
Ditanya pertanyaan berbeda, dia merespon dengan membenarkan pertanyaannya. “Gini pak Nas, ana tanya tentang hutang. Kenapa ya hutang ana ga lunas lunas?”
Sekali lagi saya tanya balik ke dia “iya... ana tanya ente dulu... istri ente bahagia ga sama ente?”
Lama dia terdiam. Lalu dia jawab “kayaknya ga pak nas”
Lalu saya bilang, “ ya sudah... itu jawabannya... ente ga bakal bisa melunasi “hutang” ente kalau istri ente ga bahagia”
“Lho emang ada hubungannya pak Nas?” tanya dia.
“Ya pasti” jawab saya. Lalu saya jelaskan ilmu terumbu karang.
*****
“Di mana Allah titip rezeki untuk manusia?” Ini adalah pertanyaan sederhana, namun banyak manusia tidak tahu jawabannya.
Sementara semua hewan tahu di mana letak rezekinya. Jerapah jika ditanya pasti menjawab di pucuk pohon. Monyet akan menjawab di pohon pisang. Ikan akan menjawab, rezekinya dititip di terumbu karang.
Uniknya, jawaban manusia berbeda-beda. Tidak seragam seperti jawaban hewan. Ada yang menjawab di kantor, di proyek, di bendahara, di mana-mana dan jawaban lain yang menunjukkan sebenarnya kita tidak tahu di mana letak rezeki kita.
Dengan kajian panjang, saya menyimpulkan bahwa rezeki Allah dititip di “Kemuliaan dan Kebahagiaan Orang Lain”.
Rezeki yang kita dapatkan sebenarnya bukan karena keahlian kita, bukan juga karena jam kerja yang kita curahkan. Tapi lebih karena kita pernah memuliakan dan membahagiakan orang lain. Lalu Allah berikan reward berupa rezeki yang tercurah akibat proses itu.
Jika jerapah menjaga pucuk pohonnya, monyet menjaga pohon pisangnya, maka ikan pun menjaga terumbu karangnya agar dapatkan rezeki.
Uniknya, manusia dengan mudah menyakiti perasaan manusia lain. Kenapa? Karena tidak tahu konsep “menjaga terumbu karang” ini. Begitulah yang terjadi pada Pak Budi. Dia fokus mencari nafkah di tempat kerja, tapi istri sendiri tidak dia bahagiakan.
*****
Pak Budi menghela nafas. “Terus, apa yang harus saya lakukan pak Nas?”
“Ya sederhana sebenarnya, buat saja istri mulia dan bahagia, karena di sana letak rezeki bapak” jawab saya.
“Kita terlalu sibuk bekerja dan menjadi robot, lalu menganggap dengan aktivitas kita itulah kita mendapatkan rezeki dan mampu membayar hutang-hutang kita. Padahal kita sebenarnya juga bahagiakan orang-orang yang menjadi sebab rezeki kita.
Pimpinan, anak buah, klien, konsumen, kita jagaaa benar hatinya agar tidak tersinggung. Kenapa? Karena kalau tersinggung sedikit saja, mereka akan menghukum kita dengan berkurangnya bagian rezeki kita.
Pimpinan mungkin akan memecat kita, anak buah tidak akan semangat bekerja, klien dan konsumen akan lari, jika kita buat tersinggung.
Saat tiba di rumah... dengan mudahnya kita menyakiti hati istri kita. Kadang sebagai suami, kita menganggap istri harus membuat suami bahagia. Kita-lah raja dalam rumah tangga dan dengan semena-mena kita menuntut banyak hal pada istri kita. Kita pakai dalil2 agama untuk mengeksploitasi istri kita. Semuanya tentang kita dan ego kita sebagai suami.
Ujung dari itu semua, istri tidak bahagia. Seperti ikan, saat terumbu karangnya sudah musnah, manalah mungkin dia bisa dapatkan makanan. Saat istri -sebagai orang paling dekat dengan kita- tidak bahagia, manalah mungkin kita akan dapatkan rezeki”
Pak Budi menunduk lalu menatap saya dalam-dalam...
“Sebenarnya... ini adalah kontemplasi saya juga pak...” ujar saya.
“Oh, pak Nas pernah mengalami?” Tanya pak Budi.
“Ya... begitulah... dulu saya juga orang yang tidak peduli dengan kebahagiaan istri. Terlalu banyak aib jika saya ceritakan... Tapi, sejak saya dapatkan kesimpulan “menjaga terumbu karang” ini, saya balik semua logika saya dalam mencari rezeki.
Saya sudah tidak peduli lagi dengan usaha saya. Saya tidak peduli d
Seorang suami (sebut saja namanya Budi) bertanya ke saya, “Pak Nas, kenapa ya hutang saya ga lunas lunas?”
Menghadapi pertanyaan sprt ini, biasanya saya jawab dengan mengajaknya menggunakan ilmu “law of projection”, “disiplin kata” atau “garpu tala”. Tapi kali ini saya ingin gunakan jurus berbeda.
Saya tanya balik ke dia “Istri ente bahagia ga sama ente?”
Ditanya pertanyaan berbeda, dia merespon dengan membenarkan pertanyaannya. “Gini pak Nas, ana tanya tentang hutang. Kenapa ya hutang ana ga lunas lunas?”
Sekali lagi saya tanya balik ke dia “iya... ana tanya ente dulu... istri ente bahagia ga sama ente?”
Lama dia terdiam. Lalu dia jawab “kayaknya ga pak nas”
Lalu saya bilang, “ ya sudah... itu jawabannya... ente ga bakal bisa melunasi “hutang” ente kalau istri ente ga bahagia”
“Lho emang ada hubungannya pak Nas?” tanya dia.
“Ya pasti” jawab saya. Lalu saya jelaskan ilmu terumbu karang.
*****
“Di mana Allah titip rezeki untuk manusia?” Ini adalah pertanyaan sederhana, namun banyak manusia tidak tahu jawabannya.
Sementara semua hewan tahu di mana letak rezekinya. Jerapah jika ditanya pasti menjawab di pucuk pohon. Monyet akan menjawab di pohon pisang. Ikan akan menjawab, rezekinya dititip di terumbu karang.
Uniknya, jawaban manusia berbeda-beda. Tidak seragam seperti jawaban hewan. Ada yang menjawab di kantor, di proyek, di bendahara, di mana-mana dan jawaban lain yang menunjukkan sebenarnya kita tidak tahu di mana letak rezeki kita.
Dengan kajian panjang, saya menyimpulkan bahwa rezeki Allah dititip di “Kemuliaan dan Kebahagiaan Orang Lain”.
Rezeki yang kita dapatkan sebenarnya bukan karena keahlian kita, bukan juga karena jam kerja yang kita curahkan. Tapi lebih karena kita pernah memuliakan dan membahagiakan orang lain. Lalu Allah berikan reward berupa rezeki yang tercurah akibat proses itu.
Jika jerapah menjaga pucuk pohonnya, monyet menjaga pohon pisangnya, maka ikan pun menjaga terumbu karangnya agar dapatkan rezeki.
Uniknya, manusia dengan mudah menyakiti perasaan manusia lain. Kenapa? Karena tidak tahu konsep “menjaga terumbu karang” ini. Begitulah yang terjadi pada Pak Budi. Dia fokus mencari nafkah di tempat kerja, tapi istri sendiri tidak dia bahagiakan.
*****
Pak Budi menghela nafas. “Terus, apa yang harus saya lakukan pak Nas?”
“Ya sederhana sebenarnya, buat saja istri mulia dan bahagia, karena di sana letak rezeki bapak” jawab saya.
“Kita terlalu sibuk bekerja dan menjadi robot, lalu menganggap dengan aktivitas kita itulah kita mendapatkan rezeki dan mampu membayar hutang-hutang kita. Padahal kita sebenarnya juga bahagiakan orang-orang yang menjadi sebab rezeki kita.
Pimpinan, anak buah, klien, konsumen, kita jagaaa benar hatinya agar tidak tersinggung. Kenapa? Karena kalau tersinggung sedikit saja, mereka akan menghukum kita dengan berkurangnya bagian rezeki kita.
Pimpinan mungkin akan memecat kita, anak buah tidak akan semangat bekerja, klien dan konsumen akan lari, jika kita buat tersinggung.
Saat tiba di rumah... dengan mudahnya kita menyakiti hati istri kita. Kadang sebagai suami, kita menganggap istri harus membuat suami bahagia. Kita-lah raja dalam rumah tangga dan dengan semena-mena kita menuntut banyak hal pada istri kita. Kita pakai dalil2 agama untuk mengeksploitasi istri kita. Semuanya tentang kita dan ego kita sebagai suami.
Ujung dari itu semua, istri tidak bahagia. Seperti ikan, saat terumbu karangnya sudah musnah, manalah mungkin dia bisa dapatkan makanan. Saat istri -sebagai orang paling dekat dengan kita- tidak bahagia, manalah mungkin kita akan dapatkan rezeki”
Pak Budi menunduk lalu menatap saya dalam-dalam...
“Sebenarnya... ini adalah kontemplasi saya juga pak...” ujar saya.
“Oh, pak Nas pernah mengalami?” Tanya pak Budi.
“Ya... begitulah... dulu saya juga orang yang tidak peduli dengan kebahagiaan istri. Terlalu banyak aib jika saya ceritakan... Tapi, sejak saya dapatkan kesimpulan “menjaga terumbu karang” ini, saya balik semua logika saya dalam mencari rezeki.
Saya sudah tidak peduli lagi dengan usaha saya. Saya tidak peduli d
❤2
engan seberapa banyak nafkah yang saya bisa berikan untuk istri saya. Karena sebenarnya itu hanya dampak dari sikap saya terhadap orang-orang yang paling berharga dalam kehidupan saya. Salah satunya, istri kita.
*****
Suatu saat, ada seorang motivator bisnis dari Amerika. Sesi yang paling saya tunggu adalah pertanyaan tentang rahasia sukses. “Apa rahasia sukses bapak?” Tanya seorang penanya.
Saya sudah menunggu dan menduga jawabannya adalah tentang poin2 manajemen, leadership, kedisipilan atau kerjasama tim.
Jawabannya sungguh tak terduga. Sambil memegang mesra tangan istrinya, sang motivator menjawab “Happy Wife, Happy Life”
Sungguh bukan ini rahasia yang saya nantikan. Tapi dengan fasih, motivator itu menjawab dgn susunan logika yang menggugah perasaan saya, bahwa Kebahagiaan Istri lah yang akan membuat hidup seorang suami bahagia.
Ah... malu saya dengan diri saya sendiri. Banyak orang memanggil saya ustadz, tapi kenapa nilai-nilai ini malah dijiwai oleh motivator bisnis dari negara yang dalam citra saya sudah tidak lagi mensakralkan nilai keluarga.
Setelah itu, berhari-hari saya termenung, kalimat “happy wife, happy life” terngiang2 dalam fikiran dan jiwa saya. Akhirnya dengan mantap, saya membuka hati, mau belajar dan menerapkan semboyan sang motivator untuk meniti kesuksesan saya.
*****
Pak Budi masih di depan saya. Masih mencoba mencerna kalimat-kalimat yang keluar dari lisan saya. Pak Budi memang sedang konsultasi, tapi hakikatnya ini adalah pembicaraan dua lelaki yang saling berkaca.
Memang tidak mudah menurunkan ego kami sebagai suami. Tapi jika itu yang harus dibayar untuk kesuksesan, kenapa tidak? Sudah terlalu jauh kami berjalan memuaskan ego kami sendiri, dan akibatnya kami tak lagi menemukan bahagia.
*****
“Tapi istri saya keras pak Nas, kadang marah-marah ga jelas, apa yang saya lakukan seperti ga bener semua di mata dia. Kalau sudah begitu, saya ya... kebawa marah” ujar pak Budi
“Ya biar saja lah pak, kadang istri kita memang mesti melampiaskan amarahnya. Satu hal yang akhirnya saya fahami... sejak kita menikahi istri kita, dia punya quota marah yang ga habis-habis... kita harus siap memiliki hati yang luas menghadapinya.
Untuk hal ini, saya terinspirasi dari kisah Nabi Muhammad Saw.
Suatu saat, Nabi saw sedang menerima tamu. Sejurus kemudian, ada ketukan pintu dan memberikan semangkuk sup. “Dari mana sup ini?” tanya Nabi yang dijawab dari istri yang lainnya.
Jawaban itu didengar oleh Aisyah ra di dapur yang juga sedang menyiapkan makanan untuk Nabi yang mulia. Tak diduga, Aisyah keluar dan menghalau mangkuk sup itu dan terjatuh mengenai Nabi saw dan tamunya.
Jika kita menjadi Nabi saw, mungkin penyikapan kita akan marah, atau minimal memberikan pengertian kepada Aisyah ra tentang kesalahan perbuatannya.
Tapi, Dialah Nabi saw yang mulia. Dia hanya mengambil kain membasuh sup yang tumpah di baju beliau dan tamunya dan hanya mengatakan kepada tamunya “maafkan ibumu (ummul mu’minin)... dia sedang cemburu”
Penyikapan yang tepat yang lahir dari keinginan menjaga kebahagiaan istri. Ah... semoga kami mampu mencontoh Nabi kami yang mulia.
****
Kehidupan suami istri laksana lautan dalam yang tak pernah habis digali. Satu hal yang pasti, kita harus pertanggung jawabkan ijab-qobul yang sudah terlanjur terucap dan disaksikan oleh Allah.
Lalu kita terikat amat kuat dengan hukum Allah. “Itsnaani yu’ajjiluhumullahu fid dunya, al-baghyu wa huquuqul waalidayn” ada dua dosa yang dipercepat siksanya oleh Allah di dunia : berbuat sewenang2 (Al-baghyu) dan durhaka kepada kedua org tua.
Al-baghyu yang paling besar adalah kepada istri sendiri. Allah mensejajarkan, menyakiti istri sama dengan durhaka kepada orangtua.
Kami berdua menghela nafas... tidak mudah memang menjadi suami, dan kami harus terus belajar. Semoga dengan slogan baru : “Happy Wife, Happy Life”, kami bisa dapatkan kebahagiaan dan kesuksesan kami kembali.
Warning : “Tulisan ini hanya akan cocok jika dibaca oleh suami dan dijalankan olehnya, bukan dipaksa2 sama istri untuk membaca dan melakukannya ☺️. Tulisan ini juga satu paket dengan
*****
Suatu saat, ada seorang motivator bisnis dari Amerika. Sesi yang paling saya tunggu adalah pertanyaan tentang rahasia sukses. “Apa rahasia sukses bapak?” Tanya seorang penanya.
Saya sudah menunggu dan menduga jawabannya adalah tentang poin2 manajemen, leadership, kedisipilan atau kerjasama tim.
Jawabannya sungguh tak terduga. Sambil memegang mesra tangan istrinya, sang motivator menjawab “Happy Wife, Happy Life”
Sungguh bukan ini rahasia yang saya nantikan. Tapi dengan fasih, motivator itu menjawab dgn susunan logika yang menggugah perasaan saya, bahwa Kebahagiaan Istri lah yang akan membuat hidup seorang suami bahagia.
Ah... malu saya dengan diri saya sendiri. Banyak orang memanggil saya ustadz, tapi kenapa nilai-nilai ini malah dijiwai oleh motivator bisnis dari negara yang dalam citra saya sudah tidak lagi mensakralkan nilai keluarga.
Setelah itu, berhari-hari saya termenung, kalimat “happy wife, happy life” terngiang2 dalam fikiran dan jiwa saya. Akhirnya dengan mantap, saya membuka hati, mau belajar dan menerapkan semboyan sang motivator untuk meniti kesuksesan saya.
*****
Pak Budi masih di depan saya. Masih mencoba mencerna kalimat-kalimat yang keluar dari lisan saya. Pak Budi memang sedang konsultasi, tapi hakikatnya ini adalah pembicaraan dua lelaki yang saling berkaca.
Memang tidak mudah menurunkan ego kami sebagai suami. Tapi jika itu yang harus dibayar untuk kesuksesan, kenapa tidak? Sudah terlalu jauh kami berjalan memuaskan ego kami sendiri, dan akibatnya kami tak lagi menemukan bahagia.
*****
“Tapi istri saya keras pak Nas, kadang marah-marah ga jelas, apa yang saya lakukan seperti ga bener semua di mata dia. Kalau sudah begitu, saya ya... kebawa marah” ujar pak Budi
“Ya biar saja lah pak, kadang istri kita memang mesti melampiaskan amarahnya. Satu hal yang akhirnya saya fahami... sejak kita menikahi istri kita, dia punya quota marah yang ga habis-habis... kita harus siap memiliki hati yang luas menghadapinya.
Untuk hal ini, saya terinspirasi dari kisah Nabi Muhammad Saw.
Suatu saat, Nabi saw sedang menerima tamu. Sejurus kemudian, ada ketukan pintu dan memberikan semangkuk sup. “Dari mana sup ini?” tanya Nabi yang dijawab dari istri yang lainnya.
Jawaban itu didengar oleh Aisyah ra di dapur yang juga sedang menyiapkan makanan untuk Nabi yang mulia. Tak diduga, Aisyah keluar dan menghalau mangkuk sup itu dan terjatuh mengenai Nabi saw dan tamunya.
Jika kita menjadi Nabi saw, mungkin penyikapan kita akan marah, atau minimal memberikan pengertian kepada Aisyah ra tentang kesalahan perbuatannya.
Tapi, Dialah Nabi saw yang mulia. Dia hanya mengambil kain membasuh sup yang tumpah di baju beliau dan tamunya dan hanya mengatakan kepada tamunya “maafkan ibumu (ummul mu’minin)... dia sedang cemburu”
Penyikapan yang tepat yang lahir dari keinginan menjaga kebahagiaan istri. Ah... semoga kami mampu mencontoh Nabi kami yang mulia.
****
Kehidupan suami istri laksana lautan dalam yang tak pernah habis digali. Satu hal yang pasti, kita harus pertanggung jawabkan ijab-qobul yang sudah terlanjur terucap dan disaksikan oleh Allah.
Lalu kita terikat amat kuat dengan hukum Allah. “Itsnaani yu’ajjiluhumullahu fid dunya, al-baghyu wa huquuqul waalidayn” ada dua dosa yang dipercepat siksanya oleh Allah di dunia : berbuat sewenang2 (Al-baghyu) dan durhaka kepada kedua org tua.
Al-baghyu yang paling besar adalah kepada istri sendiri. Allah mensejajarkan, menyakiti istri sama dengan durhaka kepada orangtua.
Kami berdua menghela nafas... tidak mudah memang menjadi suami, dan kami harus terus belajar. Semoga dengan slogan baru : “Happy Wife, Happy Life”, kami bisa dapatkan kebahagiaan dan kesuksesan kami kembali.
Warning : “Tulisan ini hanya akan cocok jika dibaca oleh suami dan dijalankan olehnya, bukan dipaksa2 sama istri untuk membaca dan melakukannya ☺️. Tulisan ini juga satu paket dengan
❤1👍1