Nasrullah - Magnet Rezeki
74.3K subscribers
4.27K photos
795 videos
51 files
2.06K links
Menarik Rezeki Dahsyat dengan Cara Allah.

Ilmunya ada di AUDIO. Kumpulan audionya di: https://telegram.me/audiomagnetrezeki

Ilmunya jg ada di TESTIMONI 2-nya.

Channel ini tdk ada hubungannya dgn crypto2, money game dll. Mhn hati2 dgn iklan yg tdk baik
Download Telegram
Ini Eflyer Para trainer kami yg mengadakan Private Class...

yg mau mendalami materi magnet rezeki namun blm ada waktu 3 hari ikut camp, silahkan ikut private class nya

Smg berkah dan manfaat
1
Lihat tanggal2 nya ya... beda2
1
Yg mau umroh dengan saya, silahkan ya... In Syaa Allah tgl 14-21 mei 2018
1
BIRRUL WALIDAIN YG SEBENARNYA

Hampir 2,5 th terakhir saya hijrah bahkan saya mewaqafkan diri mengajak orang orang untuk turut berhijrah baik yg saya kenal sebelumnya ataupun yang baru saya jumpai.

Melalui berbagai training/workshop juga kajian komunitas dimana saya terlibat sbg pengurus di dalamnya, mungkin jumlahnya bisa mencapai ribuan orang yang telah terbuka hatinya untuk kembali pada Allah. Qodarullah...sebagian besar dari mereka mengaku telah dikabulkan do'anya. Dengan kata lain Masalah terbesar mereka selesai.

Anehnya, kenapa justru masalah saya sendiri belum Allah selesaikan? Saya merasa ada yang salah pada diri saya selama ini.

Akhir akhir ini, saya tergelitik untuk bermuhasabah. Kenapa setelah ikut camp 8 kemaren hati saya gelisah. Saya bingung apa penyebabnya.

Saya mencoba memahami lagi materi RMR. Saya kaji bab *Sabar pada tumbukan pertama* kemudian saya hubungkan dengan *spiritual meter* lalu saya berusaha istiqomah melakukan Garputala tiap menghadapi konflik batin atau 'ancaman' dari luar. Semuanya kegelisahan saya tercatat dalam diary Garputala yang kini seolah menjadi 'teman baru' yang setia menampung curhat saya.
Singkat cerita, seminggu yang lalu ada kejadian lucu yang saya alami.

Ketika saya dalam perjalanan menuju sekolah anak, tiba-tiba saya melihat ada _ulat bulu_ melenggang santai di gamis yang saya kenakan. Entah darimana asalnya. Tau-tau _dia_ sudah nemplok dan saya langsung histeris. Saya minta tlg suami yang sedang nyetir utk mengambil ulat bulu itu. Bukannya diambil malah disentil. Akhirnya ulat itu mental entah kemana. Melihat ulat itu sudah tidak di depan mata saya makin cemas, Jangan-jangan _dia_ hanya pindah ke bagian lain gamis saya saja. Karena posisi di dalam mobil rasanya tidak mungkin _dia_ bisa keluar begitu saja.

Saya menangis hampir 40 menit hingga tubuh saya kejang. Saya cerita ke suami, bahwa saya punya trauma dg ulat bulu ketika usia 5 th ditakut-takuti oleh ibu saya.

Kemudian suami dibantu teman membantu saya untuk menghilangkan trauma tsb dg terapi. Mereka berdua heran kenapa sudah 3x terapi ketakutan saya tak juga hilang.

Setelah kondisi relaks saya berkisah bahwa, sejak kecil usia 9 th saya ditinggal kedua orang tua. Hingga saya mengalami kesulitan makan. Singkatnya, saya menjalani hidup tanpa didikan dan kasih sayang bapak/ibu. Saya kelaparan, tak pernah diambilkan raport, tak bisa kuliah, padahal predikat ranking 1 selalu saya raih. Saya berusaha mencari jati diri hingga saat saya menikah dan anak pertama saya berumur 13 hari, saya dipertemukan dg ibu saya. Dalam kondisi beliau sakit keras. Komplikasi. Kondisi fisik dan psikisnya sangat memprihatinkan. Beliau ditinggalkan oleh suami keduanya. Hartanya habis. Kasusnya mungkin sama ketika ibu saya dipoligami bapak saya.

Saya sempat punya trauma mendalam dg laki laki dan pernah mengatakan takut menikah.

Sejak itu, ibu tinggal bersama saya. Hingga kini terhitung 12 tahun lamanya.

Teman saya yg bantu terapi itu bertanya, "sejak ibu tinggal dg mbak dessy bagaimana perkembangan usaha mbak dessy?"

Saya jawab, "Selalu berakhir dengan kebangkrutan."

Teman saya itu kaget.

Lalu saya balik nanya, "Kenapa ya pak, saya sudah ikut seminar dan kajian kesana kemari pun telah mengamalkan apa yang disampaikan dalam majelis tersebut namun masalah saya belum tuntas?"

Teman saya menjawab, "Mbak dessy punya dendam kah sama ibu?"

Saya jawab, "Enggak kok."

Beliau lanjut bertanya, "Mbak dessy bisa memeluk ibu?"

"Tidak pernah." kata saya

Bahkan ketika teman teman saya selalu bilang, "Luar biasa ya mbak dessy, bisa merawat ibunya yg sakit hingga 12 th. Benar benar surga di depan mata."

Sedikit pun hati saya tidak merasakan apa apa.

Sepulang dari camp RMR saya mencoba mencari kenapa selama ibu tinggal dengan saya, saya tidak bisa berlemah lembut dg beliau. Semua terlihat salah di mata saya. Semua terlihat menjemukan. Apa yg saya lakukan untuk beliau bukan atas dasar perasaan tulus dan kasih sayang. Melainkan, hanya karena
tidak ada lagi yang mau merawat beliau. Saya gelisah setiap hari. Selepas sholat saya berdo'a agar Allah melembutkan hati saya dalam merawat beliau. Namun selalu ada bisikan, "sudahlah kamu bisa melakukannya nanti, toh dulu kamu juga diterlantarkan oleh ibu bapakmu."

Hati saya kembali menunda untuk berlemah lembut thdp beliau.

Makanya saya juga bingung, tak terhitung lagi biaya berobat utk beliau namun kondisi justru makin menurun.

Kemudian teman saya berucap, "Astaghfirullah mbak dessy...apalagi yang terasa mengganjal dalam hati mbak dessy saat ini selain perasaan tidak nyaman dg ibu?"

Saya bilang, "Kegelisahan saya akan aset-aset yg ditinggalkan suami saya yg kini dalam pengawasan bank. Sekian lama saya berdo'a meminta agar Allah mengirimkan pembeli yg cocok utk aset2 tsb. Asal jangan dilelang oleh bank. Namun di hati saya, masih menyimpan dendam, marah, dongkol terhadap keluarga dan teman teman almarhum yg selama ini menghina, merendahkam dan menuduh saya bahwa saya lah penyebab kematiannya. Hingga saya berujar dalam hati yg sejak saat itu *merasa sangat bersalah* karena tuduhan itu, Suatu saat saya pasti mampu melunasi semua amanah almarhum tanpa harus menjual aset2 yg ditinggalkan."

Kembali teman saya beristighfar sambil menangis. Sambil menunjuk ke saya, "itu mbak...."

**

Saya bengong...

Sejenak saya menyadari bahwa selama ini saya telah berada pada posisi *"NEGATIF FEELING"*

Sekian lama, saya tidak ngeh...jika saya telah :

1. Durhaka pada ibu
2. Dendam kpd kedua orang tua
3. Dendam kepada keluarga dan teman teman almarhum yg telah menuduh, menghina dan merendahkan saya
4. Masih ada kemelekatan terhadap dunia (mengharap penilaian baik dari makhluk)

Saya buka kembali buku magnet rezeki halaman terakhir, saat itu saya tuliskan masalah terbesar saya dg skor 10 adalah :

1. Pribadi yg emosional
2. Silaturahmi
3. Takut dipoligami

Badan saya seperti dilolosi.

Ini adalah *Keajaiban kedua* setelah saya ikut camp, dimana saya menemukan sekaligus memahami *Perisai rezeki* saya sendiri.

Belum selesai sampai disitu, teman saya dan suami menuntun saya untuk merelease emosi negatif saya ke ibu yg terbaring di kamarnya.


*Keajaiban Selanjutnya* nampak di depan mata, ibu saya yg menderita strooke sebelah kanan sekujur tubuhnya... Tiba tiba bisa menggerakkan tangan kanannya. Tangan kanan yg biasanya sangat kaku, dingin dalam posisi terlipat kini terasa hangat saat disentuh dan bisa digerakkan. Wajah beliau yang biasanya pucat dg bibir yang berwarna hitam kini terlihat segar dan ceria.

Saya pegang kedua tangan ibu, saya bertanya pada beliau sesuai dg instruksi teman saya, "Apa yang membuat ibu bahagia?"

Ibu saya menjawab, "Aku pengen deket sama kamu nak."

Kembali tangis saya pecah 😭😭😭

Astaghfirullah... 12 tahun kami tinggal serumah, tiga kali seminggu saya mengantar beliau ke dokter namun ternyata beliau merasa tidak memiliki kedekatan batin dengan saya.

**

Hari itu berlalu dengan penuh haru. Allah telah membukakan pemahaman tentang *perisai rezeki* yang saya bangun dalam hati dan jiwa saya selama ini. Tepatnya ketika saya berdo'a lepas sholat dhuhur.

MasyaAllah...

Hal lain yang membuat saya bahagia adalah sore itu setelah ibu saya juga merelease rasa sakit hati terhadap bapak saya dan istrinya, tiba-tiba bapak saya mengirim pesan melalui WA, "Nak...kalau nggak ada halangan InsyaAllah besok bapak ke rumah ya."

Air mata saya kembali mengalir deras.

Kemaren bapak dan istrinya berkunjung ke rumah saya. Saya menyaksikan pemandangan yang sangat indah... Dimana mereka bertiga bisa akur. Ibu, bapak dan istri kedua bapak.

Allahu Akbar!!!

Terjawab sudah kenapa hati saya gelisah sejak pulang dari camp. Apa hubungan sabar dengan spiritual meter itu.

InsyaAllah kini saya paham akan arti *birrul walidain* yang sebenarnya.

Ternyata ohh ternyata...

Terima kasih pak Nas, saya yakin masih banyak lagi ilmu dan keajaiban yang akan Allah tunjukkan setelah ini melalui wasilah camp RMR.

Dan saya ingin menyamp
1
aikan disini,

Bagi saya *Keajaiban* itu bukan hanya berupa materi, melainkan pemahaman akan ilmu yang akan menuntun kita dalam perjalanan menuju ampunan dan ridho Allah Subhana huwata'ala.

Semoga Allah ridho.
Aamiin

Malang, 18 April 2018
14.15 wib
1